REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Kendaraan-kendaraan lapis baja memasuki kota pelabuhan Latakia dan satu desa dekat Lebanon Sabtu (13/8), kata para aktivis. Manuver itu menyebabkan penduduk lari, sementara Barat berusaha menekan Damaskus untuk menghentikan aksi kekerasan.
Kendaraan-kendaraan militer termasuk tank-tank, kendaraan lapis baja pengangkut pasukan terlihat di distrik selatan Al-Ramleh di Latakia, kata satu pernyataan kelompok hak asasi manusia Observatory untuk Hak Asasi Manusia yang berkantor di Inggris.
"Pada pukul 10.30 waktu setempat satu suara tembakan senjata berat terdengar" di Al-Ramleh, yang jadi pusat satu demonstrasi besar yang menyerukan penggulingan pemerintah Presiden Bashir al Assad.
Observatory itu mengatakan kedatangan pasukan itu memicu eksodus penduduk, terutama wanita dan anak-anak. Kelompok itu juga melaporkan "gelombag penahanan " di Latakia, Kamis.
Seorang aktivis di daerah tengah Homs mengatakan pasukan yang didukung dua tank memasuki desa Jussiyeh yang berbatasan dengan Lebanon, yang membuat penduduk berlarian melintas perbatasan itu dan memasuki daerah-daerah tetangga.
Kendaraan-kendaraan militer memasuki kota Qusayr, juga di provinsi Homs, tempat pihak keamanan dan intelijen melaporkan operasi penangkapan.
Pasukan keamanan yang didukung tank-tank, memasuki kota-kota yang membangkang sejak protes pro demokrasi meletus pertengahan Maret.
Sementara itu stasiun televisi pemerintah mengatakan "dua agen keamanan ditembak mati oleh pria-pria bersenjata di Douma," satu daerah pinggiran ibu kota itu.
Dewan Keamanan PBB akan menyelengarakan sidang khusus Kamis depan untuk membicarakan hak asasi manusia dan situasi darurat kemanusiaan di Suriah, kata para diplomat di PBB.