REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) mudik dari kampusnya di Jatinangor, Sumedang, ke kampung halamannya di Jambi dengan menggunakan sepeda.
Aji Eka Sapta, mahasiswa yang mudik dengen bersepeda itu, mengaku sudah sampai Kebayoran Baru, Jakarta. "Sekarang saya sedang di titik pemberhentian di 'bike to work' Jakarta. Jam 9 pagi nanti saya akan lanjut ke Serang," katanya, Senin (15/8) pagi.
Mahasiswa Fakultas Geologi Unpad itu sudah merencanakan aksi mudik dengan cara tersebut sejak tiga bulan lalu. Dia berangkat dari Jatinangor pada Ahad (14/8) pukul 05.00 WIB. Rute yang dia tempuh, yaitu Jatinangor-Jonggol-Jakarta-Serang-Merak-Bakauhuni-Lampung-Tulang Bawang-Kayu Agung-Palembang-Banyungmincir-Jambi, dengan total jarak tempuh sekitar 1.200 kilometer.
Sepeda yang dia gunakan bukan sepeda yang umumnya digunakan untuk perjalanan antarkota, melainkan sepeda yang biasa digunakan di dalam kota, yaitu sepeda "fixed gear" atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan sepeda fixie.
Sepeda fixie atau "fixed gear" merupakan jenis sepeda yang tidak memiliki gear dinamis belakang karena semuanya dibuat tetap. Oleh karena itu, sepeda ini tidak memiliki rem, maka satu-satunya cara untuk memberhentikan sepeda ini hanyalah mengandalkan kekuatan pedal dengan menahan laju atau mendorong pedal ke belakang.
Ban sepeda jenis ini juga sangat tipis, stangnya pun dibuat lurus. Sepeda fixie juga dirancang dengan warna-warna yang menarik dan mencolok. Kini sepeda fixie memang sedang menjadi tren di kalangan anak muda pecinta sepeda. Bahkan, di kalangan anak muda, sepeda jenis ini lebih identik sebagai pelengkap fesyen.
Berbeda dengan Aji, pilihannya untuk mudik menggunakan sepeda fixie bukan karena masalah tren, melainkan lebih pada sensasi yang dia dapat saat menggunakannya. "Saya ingin menjadi pesepeda fixie pertama di Indonesia yang menempuh jarak 1.200 kilometer," ujarnya.
Aji mengaku, sensasi yang dia dapat ketika bersepeda fixie berbeda dengan ketika dia menggunakan sepeda jenis lain. "Fixie itu kan tanpa rem, jadi saya harus benar-benar mengandalkan kekuatan kaki dan konsentrasi," lanjut mahasiswa semester tujuh itu.
Persiapannya pun tidak mudah, sejak bulan bulan lalu Aji sudah banyak berlatih untuk meningkatkan stamina. Dia juga mempelajari masalah mekanik sepedanya, agar jika terjadi kerusakan dia bisa segera memperbaikinya.
Selama perjalanan, Aji mendapat pengawalan dari teman-teman kampus yang tergabung dalam Health Safety Environment (HSE). Aji menargetkan bisa sampai Jambi pada 23 Agustus atau menghabiskan sembilan hari waktu perjalanan. Rencananya, aksi mudik dengan menggunakan sepeda fixie ini akan dia catatkan di Museum Rekor Indonesia (Muri).