Kamis 18 Aug 2011 16:13 WIB

Tissa Masih Menunggu Jawaban Menteri Kesehatan

Rep: c20/ Red: Siwi Tri Puji B
Tissa di ICU RS Dharmais
Foto: dok pribadi
Tissa di ICU RS Dharmais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tissa, remaja penderita Gullian Barre Syndrome (GBS) masih menunggu jawaban surat yang dilayangkan kepada Menteri Kesehatan untuk kelanjutan nasib pengobatannya. Atlet basket Tangerang yang mengalami kelumpuhan di sekujur tubuhnya itu telah menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama dua  bulan.

Hingga saat ini, biaya perawatan untuk Tissa sudah mencapai Rp 450 juta. Teguh mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah tidak sanggup membayar biaya perawatan Tissa.

"Saya sudah tidak punya apa-apa lagi untuk membayar biaya perawatan. Untuk biaya pengobatannya saat ini saja saya sudah berutang ke pihak Rumah Sakit," ungkapnya saat ditemui Republika, Kamis (18/8) di RS Darmais, Jakarta.

Teguh telah melayangkan surat kepada Menteri Kesehatan hari Senin lalu (15/8). Teguh mengatakan, surat yang dilayangkannya sudah diketahui oleh staf Menteri.

"Surat saya sudah diketahui oleh staf Bu Menteri. Tinggal menunggu jawaban," terangnya. "Saya tidak akan gengsi, karena saya memang butuh," tambah Teguh.

Pihaknya sangat berterima kasih kepada Anggota Komisi IX DPR RI yang telah bersimpati. "Bu Rieke (Rieke Diah Pitaloka) telah meminta pihak rumah sakit untuk membebaskan biaya. Tapi saya tidak mengetahui kelanjutannya," ungkap Teguh.

Teguh menambahkan, pihaknya sangat berharap ada kepedulian dari pemerintah. Semua uangnya telah habis dan uang pensiunnya yang hanya Rp 1,4 juta perbulan tidak akan mampu untuk membayar biaya perawatan Tissa yang terus membengkak jumlahnya.

Tissa Trinovia, 17 tahun, sebelumnya dikenal sebagai atlet basket dan softball SMAN I Tangerang. GBS membuatnya hidup dengan sokongan alat-alat medis di RS Dharmais, Jakarta. GBS tak hanya melumpuhkan kemampuan geraknya, tapi juga kemampuan bicara hingga saluran pernafasannya. Hanya matanya saja yang masih bisa 'bicara'. 

Semua dengan cepat menjadi mimpi buruk ketika pada tanggal 16 Juni Tissa mengeluhkan badannya lelah dan kakinya kesemutan. Selain itu, ia mengeluh badannya susah digerakkan. Ia meminta Tussi, kakaknya, mengantarkannya ke dokter. Kondisinya yang kian memburuk membuat keluarganya melarikan Tissa ke RS Mayapada, sebelum akhirnya dirujuk ke RS Dharmais.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement