REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Tim nasional senior Indonesia mencatat permainan buruk dan nyaris kalah dari juniornya, tim U-23. Beruntung, timnas mendapat hadiah penalti di babak kedua yang mampu mengindarkan Bambang Pamungkas cs dari kekalahan. Skor 1-1 bertahan hingga pertandingan berakhir.
Bermain di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Manahan, Solo, tim senior langsung menguasai jalannya laga. Timnas senior mengandalkan umpan panjang. Upaya ini sering terputus akibat kesegapan pemain belakang tim U-23.
Berbeda dengan penampilan lawan Turkmenistan, pola umpan pendek di lini tengah tidak berjalan. Timnas yang mengandalkan Firman Utina dan Toni Sucipto di tengah kerap menlakukan kesalahan elementer.
Boaz Salossa sempat memberikan umpan matang kepada Christian Gonzales. Kesigapan kiper mampu menghalau peluang tersebut. Di awal babak ini tim U-23 tampil percaya diri. Beberapa kali aksi Dendy Santoso dan Yongky Ariwibowo mampu merepotkan pertahanan tim senior yang digalang Hamka Hamzah dan Muhammad Roby.
Di menit ke 14, Boaz memperlihatkan keunggulan individunya di kotak penalti. Bekerjasama dengan Gonzales, Boaz melakukan sebuah gerakan tipu yang diikuti tendangan keras kaki kanan. Tendangan pemain terbaik Indonesia 2011 ini hanya melenceng beberapa meter.
Timnas yang tidak kunjung menampilkan menampilkan performa optimal, terus menerus melakukan kesalahan. Sisi kelemahan utama yang tampak adalah koordinasi antar pemain. Penguasaan bola kerap terputus di tengah. Sedangkan transisi pemain dari menyerang dan bertahan, terlihat lamban.
Di saat timnas kesulitan mengembangkan permainan, tim junior mampu menampilkan pola pemainan memikan. Anak asuh Rahmad Darmawan ini mampu bermain efektif dan taktis tampa banyak melakukan kesalahan. Pola permainan efektif membuahkan hasil di menit ke 25.
Berawal dari umpan Mahadirga Lasut, Yongky mampu melepaskan diri dari kawalan Toni Sucipto. Sebuah umpan diberikan penyerang Arema Malang itu pada Septia Hadi di sisi kiri. Tanpa banyak kompromi tendangan keras dilepaskan oleh bek kiri asal PSPS Pekanbaru ini ke sudut gawang timnas yang dikawal Kurnia Mega. Gol spektakuler ini langsung disambut gegap gempita oleh publik Solo.
Tertinggal satu gol membuat timnas makin ngotot melakukan serangan. Namun kembali, pola permainan yang tidak tertata membuat serangan para senior mampu diputus oleh bek tim U-23 yang dikawal Abdul Rahman. Bek bertinggi 190 sentimeter ini mampu tampil taktis dalam mengawal Boaz dan Gonzales.
Hingga babak pertama usai, tim U-23 secara mengejutkan mampu mengungguli tim senior. Walau tim senior tidak kunjung menampilkan bentuk permainan yang baik, suporter di Manahan tetap antusias.
Mereka tidak henti meneriakkan yel-yel "Indonesia... Indonesia," untuk menyemangati kedua tim. Nyanyian Indonesia Pusaka pun menggema sebagai salah satu wujud penonton yang masih dilanda euforia hari kemerdekaan. Antusiasme penonton terbilang luar biasa karena tidak ada satu bangku pun yang tersisa. Para penonton didominasi para Pasopati dan gabungan suporter seluruh Indonesia.