REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Pemerintah Filipina, Sabtu (20/8) berjanji untuk lebih lanjut meningkatkan serangan terhadap terorisme, dan mencatat terus menurunnya kegiatan teroris di dalam negeri.
Deputi juru bicara Abigail Valte mengatakan "Kami sangat senang dengan perkembangan ini dan kami akan mengambil ini sebagai indikasi untuk upaya lebih lanjut kami dalam menghadapi terorisme."
"Jadi, setidaknya kita telah menunjukkan bahwa kita serius tentang keselamatan dan keamanan negara kita ini," tambahnya.
"Kemampuan kelompok teroris, seperti Abu Sayyaf, Jemaah Islamiyah dan Tentara Rakyat Baru, untuk melakukan kegiatan teroris di dalam Filipina terus menurun," kata laporan Departemen Luar Negeri AS yang dikeluarkan pekan lalu.
Rakyat Filipina menyambut laporan itu. Tetapi secara sporadis serangan-serangan teroris masih ada di beberapa tempat di Filipina, khususnya Filipina selatan.
Sebuah bom mobil Senin lalu meledak di Filipina selatan, menewaskan sedikitnya empat orang, kata pihak kepolisian. Ledakan itu terjadi di Kota Tacurong, Provinsi Sultan Kudarat pada sekitar pukul 15:30 waktu setempat, kata Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina, Inspektur Senior Agrimero Cruz Jr.
Personel polisi yang sedang menjaga pos pemeriksaan di wilayah itu segera diberitahu dan penyelidikan kini sedang berlangsung. Sehari sebelumnya, pemberontak Tentara Rakyat Baru NPA) menyerang satu kantor polisi di kota Filipina tengah, Minggu pagi, mengakibatkan tiga polisi cedera, kata juru bicara kepolisian.
Berdasarkan laporan awal, sejumlah gerilyawan NPA berpura-pura menjadi pasukan pemerintah keluar untuk melakukan koordinasi dan menyerang kantor polisi di kota Mobo provinsi Masbate, kata Inspektur Senior Agrimero Cruz Jr, juru bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP).
Dia menambahkan bahwa para pemberontak menggunakan alat-alat peledak rakitan, bom molotov dan senjata api berdaya tinggi. "Musuh tidak dapat menembus pertahanan yang disiapkan oleh polisi. Diyakini bahwa musuh mungkin telah menderita korban pada saat petugas melepaskan tembakan pertama dan mendasarkan pada noda darah yang tertinggal di posisi yang diduduki pemberontak," kata Cruz.
Dia mengatakan, pemberontak mundur menuju bagian pegunungan kota, dan polisi serta bala bantuan militer melakukan operasi pembersihan dan pengejaran.
NPA, sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, telah melancarkan kampanye gerilya di pedesaan-pedesaan negara itu selama lebih dari empat dekade. Militer Filipina memperkirakan ada lebih dari 4.000 gerilyawan NPA yang tersebar di lebih dari 60 provinsi di seluruh negeri.