REPUBLIKA.CO.ID,BOGOTA – Hatrrick Oscar mengantar Brasil menundukan Portugal, 3-2, untuk merengkuh gelar Piala Dunia U-20 kelima kalinya di Stadion Nemesio Camacho, Bogota, Ahad (21/8). Pelatih Brasil, Ney Franco, merasa senang karena titel itu juga sekaligus membuat skuat muda Brasil menyamai prestasi tim senior yang juga mengoleksi lima gelar Piala Dunia.
Sebelumnya, Brasil memenangi Piala Dunia U-20 pada 1983, 1985, 1993, dan 2003. "Ini membuat kami sangat senang, karena sekarang kami memiliki rekor yang sama dengan timnas senior," kata dia, seperti dilansir, AP.
Brasil senior memenangi Piala Dunia pada 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002. Lima gelar itu menjadikan Seleccao sebagai tim pengoleksi titel Piala Dunia terbanyak. Sedangkan tim Samba junior masih membutuhkan satu gelar lagi untuk menyamai Argentina sebagai tim tersukses di ajang junior ini.
Brasil merupakan favorit pada duel antara negeri bekas jajahan dan penjajahnya ini. Tapi, pertandingan berlangsung sengit dan penampilan brilian Oscar yang menghadirkan perbedaan. Portugal melaju ke final dengan tidak pernah kebobolan. Tapi, gelandang serang Internacional itu hanya butuh lima menit untuk menjebol gawang Mika.
Portugal yang sempat dikritik karena kurang agresif, mencetak gol penyama empat menit berselang. Alexandre Henrique alias Alex menyambar bola umpan Nelson Oliveira untuk menjebol gawang tim Samba. Skor imbang bertahan hingga turun minum.
Brasil tampil lebih mendominasi pada babak kedua. Tapi, skuat asuhan Franco kerap gagal menembus pertahana disiplin yang diperagakan para pemain Portugal. Oliveira justru memaksa kiper Brasil, Gabriel Vasconcellos Ferreira, untuk memungut bola dari jalanya pada menit 59.
Tapi, Oscar kembali menyelamatkan Brasil ketika mencetak gol kedunya pada menit 78. Gol tersebut memaksakan pertandingan dilanjutkan melalui perpanjangan waktu dan Oscar melepaskan tendangan lob untuk membawa Brasil memenangi pertandingan pada menit 111.
Kemenangan ini sekaligus membuat Brasil membalas kekalahan pada duel final antara kedua tim 20 tahun lalu. Kala itu, Luis Figo muda mengantar Portugal merengkuh trofi Piala Dunia U-20 pertamanya.
Arsitek Portugal, Ilidio Vale, mengaku kecewa timnya gagal mengantar Portugal meraih gelar ketiganya. Ia mengatakan, timnya sudah bermain bagus, tapi Brasil memang memiliki tim yang berkualitas tinggi. "Kami sangat dekat dengan mimpi tersebut, tapi kami tidak bisa menang," kata dia.
Meski hanya finis sebagai runner-up, Portugal tetap boleh bangga karena Mika terpilih sebagai penjaga gawang terbaik. Sedangkan Brasil melengkapi kejayaannya dengan menempatkan Henrique sebagai peraih sepatu emas dengan lima gol dan bola emas atau gelar pemain terbaik.