REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemukiman padat di Kramat Pulo Gundul, kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat tampaknya menjadi tempat bersejarah bagi AM Fatwa, mantan Ketua MPR yang kini menjadi anggota DPD RI.
Di lokasi yang tepat bersebelahan dengan rel kereta api antara Stasiun Senen-Kramat Sentiong ini, Fatwa memutuskan untuk meninggalkan jejak karir politiknya bagi masyarakat.
Di Gedung Putra Fatahillah yang terlihat belum lama dirampungkan pembangunannya, Fatwa ingin menjadikan gedung empat lantai ini sebagai pusat kajian sekaligus amal jariyah di bidang politik, demokrasi dan kemanusiaan. Dalam visinya, oleh Fatwa, tujuan tadi diberikan landasan religius, pluralisme dan budaya inklsif yang independen.
"Di sini nanti ikonnya adalah Sekolah Tinggi Perbankan Syariah karena inilah yang kita butuhkan saat ini," ujat Fatwa saat memberikan sambutan pada peresmian Gedung Puta Fatahillah dan The Fatwa Center Library, Ahad (21/8).
Dalam peresmian yang disaksikan warga sekitar, Fatwa mengundang rekan-rekan dekatnya di parlemen dan pemerintahan. Tampak hadir Ketua MPR Taufik Kiemas, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, serta tamu undangan lainnya seperti Taufik Ismail dan Dorce Gamalama yang ikut menjadi pembawa acara.
Saat ini, Gedung Putra Fatahillah telah menyediakan dua ruangan di lantai dasar sebagai kegiatan Taman Kanak-kanak Islam Putra Fatahillah. Rencananya, tahun ajaran 2012 mendatang, pendidikan yang lebih tinggi akan dilangsungkan di enam ruang kelas yang berada di atasnya.
Disebutkan dalam visi misinya, The Fatwa Center bertujuan memberikan pengaruh terhadap pembuat kebijakan dan pelaku politik yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Fatwa Center juga ingin menyosialisasikan konsep kemanusiaan politik demokrasi konstitusional yang bermoral dan beretika.
Saat ikut memberikan sambutannya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memuji Fatwa yang dilihatnya sebagai sosok yang low profile, tapi 'high profit'. "Saya bingung bagaimana beliau merekayasa agar uang bantuan bisa cair tepat waktu," ujar Foke berkelakar.
Pembangunan Gedung Putra Fatahillah, yang dimulai Februari 2010, memang dibantu oleh dana APBD DKI Jakarta, disamping bantuan dari pihak lainnya.