REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI - Pemimpin pemberontak Libya, Mustafa Abdul Jalil, mengatakan Senin (22/8) pagi bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan ketua Dewan Transisi Nasional (NTC) setelah rezim Qaddafi jatuh, kata laporan Al-Jazeera.
Jalil menyampaikan komentar itu selama wawancara dengan jaringan al-Jazeera, yang mengulas gerakan pemberontak memasuki ibu kota Libya, Tripoli.
Sementara itu laporan-laporan dari Tripoli menyatakan, pasukan pemberontak Libya telah menguasai sebagian besar wilayah ibu kota Tripoli dan menjebloskan dua putra Kolonel Muamar Qaddafi ke dalam tahanan.
Para pemberontak oposisi melambai-lambaikan bendera terlihat larut dalam kemenangan dan memasuki Lapangan Hijau di jantung ibu kota, tempat yang sangat simbolis di mana pendukung Gaddafi sering berunjuk rasa selama pekan-pekan terakhir.
Pejabat senior Abdullah Almayhop dari Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, bahwa kekuatan oposisi telah menguasai seluruh ibu kota kecuali Al-Aziziyah Bab, kubu pertahanan Qaddafi dan membersihkan sisa-sisa pasukan Qaddafi.
Menghadapi serangan para pemberontak, pasukan yang setia pada Gaddafi tampaknya telah rapuh dan runtuh dengan cepat. Satuan-satuan penjaga yang bertanggung jawab atas keamanan Qaddafi dilaporkan telah menyerah kepada pemberontak.
Sampai saat ini, keberadaan Muammar Qaddafi tetap menjadi misteri.
Qaddafi telah bersumpah untuk bertempur sampai tetes darah terakhir dan tidak meninggalkan Libya.