REPUBLIKA.CO.ID,ROMA - Pemimpin Libya yang diperangi, Moamar Qaddafi, hanya mengontrol tidak lebih 10-15 persen dari ibu kota Tripoli. Pemimpin Libya itu tidak lagi memiliki pilihan pengasingan.
"Kami telah melihat penentangan terhadap rezim makin mengalami kemajuan selama jam-jam terakhir,'' kata Menlu Italia, Franco Frattini, kepada televisi SKY TG 24. ''Kita dapat mengatakan bahwa saat ini tidak lebih dari 10 sampai 15 persen dari kota yang masih di tangan rezim."
Di wilayah sekitar bandara yang merupakan zona penting, serangan-serangan terakhir sedang berlangsung. Para penembak jitu telah ditangkap. Dalam beberapa kasus, mereka menyerahkan diri.
Frattini mengatakan bahwa saatnya telah habis bagi Qaddafi untuk melarikan diri ke pengasingan. Dia sekarang harus menghadapi pengadilan pada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag.
"Batas waktunya sekarang telah berlalu. Jalan satu-satunya yang tersisa adalah keadilan lewat pengadilan ICC," katanya.