REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Kapolres Morowali AKBP Suhirman mengaku belum mengetahui penyebab terjadinya amuk massa terhadap fasilitas perkantoran dan pengeboran minyak milik konsorsium (Joint Operating Body-JOB) PT Pertamina dan PT Medco E&P Tomori di Pulau Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (22/8) siang.
"Belum tahu, belum tahu, kami masih kosentrasi untuk penyelamatan warga dan pengamanan," katanya melalui telepon genggam dari Mamosalato, Senin malam.
Kapolres meminta maaf karena belum bisa memberikan keterangan rinci mengenai peristiwa tersebut akibat kesibukan mengendalikan personel yang melakukan langkah-langkah penyelamatan dan pengamanan situasi di sekitar Pulau Tiaka.
Suhirman hanya menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi sejak Minggu, dan mencapai puncak pada Senin siang, ketika tiba-tiba ratusan warga dari daratan Mamosalato masuk Pulau Tiaka menggunakan kapal motor dan melakukan pengrusakan. "Mereka membawa parang, tombak, clurit, petasan dan bom molotov lalu merusak perkantoran dan seluruh sarana dan fasilitas milik perusahaan di Tiaka," ujarnya.
Massa juga mencoba melempari sumur bor dengan bom molotov, padahal sumur bor itu mengandung zat kimi beracun jenis H2S yang sangat berbahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Polisi sudah mengevakuai semua penghuni Pulau Tiaka yang umumnya pekerja dan karyawan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori.