Selasa 23 Aug 2011 10:40 WIB

Dua KRI Disiagakan di Tiaka

REPUBLIKA.CO.ID,PALU--TNI Angkatan Laut mengerahkan KRI Teluk Ende dan KRI Hiu untuk mendukung pengamanan perairan sekitar ladang minyak di Pulau Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menyusul kerusuhan yang berbuntut pada tewasnya dua warga lokal, Senin (22/8).

Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Palu Kolonel Laut (P) Budi Utomo yang dihubungi ANTARA melalui telepon seluler di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa, mengemukakan bahwa KRI Hiu akan merapat di Pelabuhan Luwuk pukul 10.30 WITA dan selanjutnya mengangkut personel Brimob ke Pulau Tiaka.

KRI Hiu bernomor lambung 804 yang berawak sekitar 60 personel itu berangkat dari perairan Sulawesi Tenggara sejak Senin (22/8) dan selanjutnya akan membawa personel tambahan untuk ditempatkan di Pulau Tiaka. Sedangkan KRI Teluk Ende yang berawak sekitar 100 personel itu akan merapat di Pelabuhan Luwuk Selasa siang ini dan selanjutnya akan bertugas melakukan pengawasan perairan di sekitar Tiaka.

"Kedua kapal akan berpatroli di sekitar Tiaka untuk mengawasi pergerakan kapal yang akan mendekat ke Tiaka. Semua kapal yang mengarah ke Tiaka akan dicegat untuk dimintai keterangan mengenai maksud dan tujuannya," kata Budi Utomo yang sedang berada di Pelabuhan Luwuk. Kabupaten Banggai, menanti datangnya kedua KRI tersebut.

Ia tidak memastikan berapa lama kedua KRI akan bertugas di perairan Tiaka, kawasan pengeboran minyak lepas pantai kerja sama (joint operating body-JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori yang menghaslkan 4.000 barel minyak mentah setiap hari itu.

"Tergantung bahan bakar dan perintah atasan. Rencananya dua hari kalau bahan bakarnya cukup," ujarnya.

Ditanya mengenai situasi di sekitar Pulau Tiaka, Budi Utomo mengaku bahwa suasana mencekam masih dirasakan oleh warga di desa-desa pantai seperti Pandauke dan Kolo. "Ratusan warga dilaporkan masih berkumpul di dermaga-dermaga desa. Mereka masih mencari tahu nasib sejumlah rekan mereka yang tertembak pada kerusuhan Senin petang," ujar Budi mengutip informasi yang diperolehnya.

Namun Kapolres Morowali mengatakan bahwa situasi di daerah Tiaka dan Kecamatan Mamosalato hingga Selasa pagi aman dan terkendali, meski aparat terus bersiaga dan menambah 32 personel baru dari Brimob Polda Sulteng.

Pada Senin (22/3) ratusan warga dari Desa Kolo menyerbu Pulau Tiaka, ladang miyak JOB Pertamina-Medco E&P Tomori dan melakukan demo anarkhis dengan merusak sarana dan prasarana perusahaan bahkan berupaya membakar sumur minyak.

Kerusuhan itu berbuntut pada saling serang dengan polisi di tengah laut sehingga menyebabkan dua orang tewas tertembak dan enam lainnya luka-luka.

Pihak investor sendiri mengaku kehilangan 2.000 barel minyak akibat kerusuhan tersebut, namun belum ada rincian mengenai kerugian material lainnya akibat kerusakan berbagai sarana dan fasilitas perusahaan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement