REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Asmawi Rewansyah, mengatakan postur pegawai negeri sipil perlu diperbaiki selama "moratorium". Ini arena terjadi ketimpangan jumlah pegawai antarinstansi/daerah dan juga ketimpangan formasi pegawai.
"Ada daerah atau instansi yang kekurangan pegawai negeri sipil (PNS) sementara yang lainnya kelebihan. Juga terlalu banyak formasi untuk tata usaha atau administrasi padahal yang dibutuhkan posisi yang lain seperti penyuluh pertanian, dokter atau perawat," kata Asmawi di sela penutupan Pendidikan dan Latihan Tingkat II Angkatan XXXI LAN, di Jakarta, Rabu.
Surat keputusan bersama penundaan sementara rekrutmen pegawai negeri sipil (moratorium PNS) ditandatangani seusai rapat di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan mengatakan, moratotium PNS kali ini tidak bersifat kaku. Untuk jabatan-jabatan tertentu dan formasi yang dirasa sangat dibutuhkan akan ada pengecualian.
Asmawi mengatakan sebagai contoh ada daerah yang PNS-nya mencapai 4.600 orang dan daerah tetangganya 12.600 orang. Namun daerah yang pegawainya lebih sedikit tersebut ternyata mampu memberikan pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakatnya. Padahal jumlah penduduk dan potensi kedua daerah hampir sama.
Asmawi mengatakan moratorium bukan berarti penghentian sama sekali penerimaan PNS karena ada beberapa posisi atau formasi tertentu yang perlu terus diisi seperti sipir penjara. "Kalo sipir penjara ada yang pensiun dan tidak ada penggantinya maka nanti banyak narapidana yang kabur. Guru juga, kalau ada pensiun bagaimana?" katanya.