Rabu 24 Aug 2011 17:53 WIB

Andi Nurpati: Saya Buru-Buru, Enggak Perhatikan Surat Mana Isinya Apa

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Djibril Muhammad
Mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati, yang diduga  berperan besar dalam pemalsuan surat MK, hingga kini belum dijadikan tersangka oleh Mabes Polri.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati, yang diduga berperan besar dalam pemalsuan surat MK, hingga kini belum dijadikan tersangka oleh Mabes Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Andi Nurpati mengelak pernyataan tersangka kasus pemalsuaan dan penggelapan surat MK yang mengatakan dirinya mengetahui bahwa surat tanggal 17 Agustus 2009 adalah yang asli. Kala diberikan surat yang diantarkan oleh staf MK di Gedung Jak Tv, Andi menyatakan dirinya sedang terburu-buru karena mengikuti siaran langsung.

"Saya, kan live, jadi saya buru-buru, enggak sempat membaca surat tersebut. Dan itu, kan dua surat, saya enggak tahu surat nomor berapa isinya tentang Sulsel, yang tahu, kan staf MK. Dan itu surat asli (surat tertanggal 17 Agustus 2009), bukan palsu, yang dipermasalahkan, kan surat palsunya," papar mantan anggota KPU yang kini menjadi kader Partai Demokrat ini saat dihubungi Republika, Rabu (24/8).

Selain itu, Andi mengatakan bahwa saat itu dirinya tidak menerima surat yang coba diserahkan kedua staf MK. Andi menolak menerima karena dua surat yang dibawa masih belum distempel resmi MK.

"Kalau saya terima, pasti saya koreksi. Beberapa kali saya kalau menerima surat di KPu, saya perhatikan benar-benar, apalagi soal registrasi surat," ujarnya.

Ditambahkannya, surat yang tersebut diterima oleh sopirnya yang menunggu di luar karena Andi menolak menerima. "Itu ada fakta bukti sopir saya yang menerima surat. Saya sudah meminta supaya dibawa ke kantor agar tidak tercecer. Dan saya juga enggak ada memerintahkan sopir untuk menerima surat," tutur Andi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement