REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO – Sebagian besar warga di Gorontalo saat ini mulai mempersiapkan perayaan malam pasang lampu atau "tumbilotohe", yang menjadi tradisi setiap akhir bulan Ramadhan.
Persiapan yang dilakukan warga di antaranya menyiapkan lampu minyak botol dan menancapkan rangkaian kayu untuk menghias lampu tersebut. "Kami ingin kampung ini bisa tampil lebih menarik dalam tumbilotohe tahun ini," kata Haris Yahya, salah seorang warga Kelurahan Dungingi, Kota Gorontalo, Rabu (24/8).
Setiap desa atau wilayah memiliki ciri khas lampu tertentu, tergantung kreasi dan kesepakatan masyarakat setempat. Lampu minyak tanah biasanya dihias di pekarangan rumah membentuk seperti masjid, kaligrafi, maupun nama. Lampu tradisional tersebut juga diletakkan pada rangkaian kayu dan berderet di sepanjang jalan.
Tradisi tumbilotohe ini hanya digelar pada tiga malam di pengujung Ramadhan dan biasanya diperlombakan oleh pemerintah. Meski demikian, tradisi yang diperingati secara besar-besaran ini juga membutuhkan pasokan minyak tanah dalam jumlah besar.