REPUBLIKA.CO.ID,JATINEGARA--Stasiun Jatinegara mulai didatangi pemudik. Terlihat sudah banyak warga yang menunggu kedatangan kereta untuk pulang ke kampung halamannya. Namun demikian, suasana di peron stasiun tidak sepadat tahun lalu. Ini dikarenakan tahun ini PT KAI menyediakan ruang tunggu bagi para pemudik. "Saat ini kita mengadakan sisteem boarding pass," ujar Kepala Stasiun Jatinegara, Sumarna, saat ditemui Republika di kantornya, Kamis, (25/8).
Ruang tunggu bagi pemudik didesain sederhana. Hanya berupa tenda dilengkapi dengan kursi-kursi yang berjejeran. Para calon pemudik baru diperbolehkan masuk ke dalam peron stasiun saat 30 menit menjelang keberangkatan. Ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan di dalam peron. "Saat 30 menit menjelang keberangkatan kereta, petugas kami akan menginformasikannya pada pemudik," jelas Sumarna. Para pengantar pun tidak diperkenankan masuk ke dalam peron.
Sumarna mengatakan arus mudik di Stasiun Jatinegara telah ada sejak Selasa (23/8) lalu. Kebanyakan pemudik menuju daerah di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pemberangkatan awal kereta mudik di stasiun ini yaitu pukul 05.55 WIB. Sedangkan yang terakhir yaitu pukul 20.40 WIB.
Salah satu pemudik, Muchdi Kholil (45), mengaku telah berada di stasiun sejak pukul 15.00 WIB. "Saya mau ke Semarang," tuturnya. Kholil, sapaan akrabnya, sengaja datang jauh lebih awal dari jam keberangkatan kereta pada pukul 19.30 WIB karena hendak mengantri tiket terlebih dahulu. Waktu berjam-jam ia habiskan di ruang tunggu pemudik. "Lebih enak begini daripada desak-desakan dalam stasiun," ucapnya ketika ditanya tentang ruang tunggu stasiun.
Harum Sari (16) lain lagi, ia mengaku bosan duduk menunggu di ruang tunggu. "Bosan, kalau di dalam kan bisa lihat-lihat kereta. Kalau ini gak ada pemandangannya," tuturnya polos. Harum baru kali ini mudik ke kampung halamannya di Malang. Dengan menggunakan Kereta Gajayana, ia dan keluarganya akan berangkat pukul 18.30 WIB.
Berdasarkan pantauan Republika di lapangan, kondisi Stasiun Jatinegara terlihat tertib. Tidak terlihat adanya kekisruhan antar calon penumpang saat menaiki kereta. Ditambah lagi ada posko keamanan di dalam stasiun. Posko ini didukung oleh 110 petugas kepolisian yang terbagi dalam dua shift.
Selain itu, sweeping tiket juga dilakukan oleh petugas stasiun. Bagi mereka yang kedapatan tidak memiliki tiket, akan dikeluarkan dari peron. Hanya pihak-pihak tertentu yang diperbolehkan ada dalam stasiun. Diantaranya penumpang, petugas, dan juga pihak lain yang berkepentingan. "Sweeping ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang," kata Sumarna. Sweeping juga dilakukan untuk mengantisipasi adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.