REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para pemudik yang menggunakan sepeda motor "mengalir" di sepanjang jalan arteri Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dari arah Jakarta dan sekitarnya menuju jalur Pantura pada Kamis malam atau H-5 Lebaran 2011.
Para pemudik terlihat membawa barang-barang yang dibungkus dengan kardus atau tas ukuran besar, disimpan pada bagian belakang atau depan motornya. Mereka ada yang berangkat secara rombongan dan ada pula yang secara perseorangan.
Seorang pemudik bersepeda motor dari Bekasi tujuan Pekalongan, Jawa Tengah Sukri mengaku memilih berangkat mudik pada malam hari untuk menghindari panas di sepanjang jalan.
Sebab, kata dia, jika mengendarai motor dalam keadaan panas akan membuat cepat lelah.
"Kalau berangkat malam hari tidak panas dan lebih bersemangat, apalagi berangkatnya rombongan bersama keluarga dan kawan-kawan," katanya saat ditemui melintas di jalur Pantura di Karawang.
Ia juga mengaku mudik pada malam hari agar pada pagi hari bisa sampai ke kampung halamannya dan tetap bisa menjalankan ibadah puasa.
Sementara itu, pada H-5 Lebaran, pemudik bersepeda motor dari arah Jakarta dan sekitarnya masih melintasi jalur arteri Karawang untuk menuju jalur Pantura.
Sebab, petugas belum mengalihkan pemudik bermotor ke jalur khusus sepeda motor, jalan Johar-Cikalongsari.
Untuk memperlancar arus lalu lintas di sepanjang jalan arteri Karawang, petugas menutup puluhan putaran arah di sepanjang jalan tersebut. Hal itu dilakukan agar pengendara tidak memutar sembarangan yang kondisi itu seringkali mengakibatkan kemacetan.
Alat yang digunakan untuk menutup puluhan putaran arah di sepanjang jalan arteri Karawang itu ialah dengan menggunakan alat sederhana, seperti tolo-tolo yang dibariskan berbanjar, dan dengan memasang bambu besar pada titik-titik putaran arah itu.