REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Serangkaian serangan udara Israel di Jalur Gaza dalam kurun waktu 24 jam menewaskan sembilan warga Palestina dan mencederai 30 orang. Demikian kata seorang juru bicara pelayanan darurat, Kamis.
Menurut Adham Abu Selmiya, sembilan orang tewas dalam serangkaian serangan di Gaza yang berakhir menjelang fajar Kamis. Sedikitnya dua pejuang Jihad Islam termasuk diantara mereka yang tewas dalam serangan-serangan itu.
Serangan pertama Rabu menghantam sebuah kendaraan di kota Rafah, Gaza selatan, menewaskan Ismail al-Ismar, pejuang Jihad Islam yang berusia 34 tahun. Petugas medis kemudian menemukan mayat Ismail Amum, seorang warga sipil berusia 65 tahun yang tewas dalam serangan sebelumnya di dekat Deir al-Balah, Gaza tengah.
Pada Rabu malam, serangan udara menghantam sebuah sasaran di Kota Gaza, menewaskan seorang pejuang Atiya Muqat (20). Satu serangan lagi di Rafah menewaskan Hisham Abu Har, seorang warga sipil yang bekerja di dalam terowongan penyelundup lintas-batas.
Kamis dinihari, serangan udara terhadap ruang olah-raga di kota Beit Lahiya, Gaza utara, menewaskan warga sipil Salam al-Masri dan mencederai 20 orang, seorang diantaranya dalam keadaan kritis.
Beberapa jam kemudian, Adnan al-Jakhbir, seorang warga sipil berusia 22 tahun yang cedera kritis di Beit Lahiya, tewas akibat luka-lukanya, kata dinas pelayanan ambulan.
Sepanjang sore, petugas medis mengambil tiga mayat dari puing-puing terowongan di Rafah, kata Abu Selmiya, dengan menyebut korban sebagai Imad Abu Harb (32) Rajaa al-Sabhani (19) dan Mohammed Tafesh.
Juga dalam kurun waktu 24 jam, pejuang Gaza menembakkan 19 roket dan mortir ke Israel selatan, yang mencederai ringan seorang anak, kata militer. Israel meluncurkan serangan-serangan setelah orang-orang bersenjata, yang kata Israel, datang dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya membunuh delapan orang di sebuah jalan gurun pada Kamis (18/8).
Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu. Bulan lalu terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bis sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.