REPUBLIKA.CO.ID,KARAKAS - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, terus melakukan penentangan atas serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap Moammar Qaddafi. Chavez terus memperluas dukungan pribadinya kepada Qaddafi di berbagai kesempatan selama enam bulan pemberontakan tersebut.
Keberadaan Qaddafi masih teka-teki sejak pemberontak menyerbu Tripoli pada pekan ini. Kaum pemberontak menguasai gugusnya di pusat kota tersebut.
"Mari kita berharap kegilaan ini dihentikan," kata Chavez. "Kesan saya adalah bencana Libya, tempat saudara memiliki hak hadir dan membuat sejarah, itu baru awal."
Chavez menyebut pemberontak yang membuat Libya kini hancur. "Mereka menghancurkan negara itu. Bukan Qaddafi yang menghancurkannya. Negara itu dibakar dan bukan Qaddafi yang membakarnya. Itu kegilaan penjajah," katanya.
Chavez sebelumnya juga menyatakan kedutaan Venezuela di Tripoli diserang dan benar-benar dirampok. Chavez menuntut duta besar dan pegawai kedutaannya dilindungi.
"Duta besar Venezuela memastikan bahwa kedutaan kami di Tripoli diserang dan benar-benar dirampok," kata Chavez dalam jumpa pers dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. "Kami menuntut penghormatan terhadap duta besar dan semua petugasnya di sana.''
Venezuela dan Libya adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).