REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memasuki pekan terakhir Ramadhan, ruang tunggu Stasiun Kereta Api (KA) Senen mulai padat oleh calon pemudik, Kamis (25/8) malam. Mayoritas merupakan masyarakat yang akan pulang ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Meski mulai dipadati pemudik, Stasiun KA Senen masih terbilang kondusif, termasuk soal naik-turunnya penumpang. Hal itu disebabkan penertiban melalui pembatasan penjualan tiket sesuai kapasitas gerbong, yang mulai dilakukan tahun ini.
Penertiban tersebut ditindaklanjuti dengan pemeriksaan tiket kereta secara ketat sejak pintu masuk utama. Hanya penumpang yang sudah punya tiket yang boleh masuk stasiun. "Mereka yang lolos di pintu masuk tanpa tiket akan diminta turun dari gerbong, jika tidak dapat menunjukkan tiket saat pemeriksaan sebelum kereta diberangkatkan," ujar Suwardi, salah satu petugas KA yang sedang berjaga.
Untuk itu, pihak KA menetapkan batas jumlah penumpang untuk kereta kelas bisnis dan ekonomi masing-masing 100 dan 150 orang per gerbong. Sedangkan jumlah kereta tambahan yang telah dioperasikan untuk angkutan lebaran kali ini adalah sebanyak 12 kereta atau keberangkatan.
Selain itu, penertiban juga dilakukan pihak stasiun terhadap pedagang kaki lima (PKL) dan petugas kebersihan (cleaning service). Selain mengenakan kaos khusus, jumlah PKL yang boleh menjajakan dagangannya di dalam stasiun juga dibatasi. Dari segi pengamanan, pihak KA melibatkan TNI dan Brimob yang akan mengamankan angkutan kereta api hingga H+11 nanti.
Humas DAOP I Jakarta, Mateta Rijalulhaq, menyebutkan hingga Kamis pukul 18.30 WIB, PT KAI telah mengangkut 36.624 pemudik. Pelayanan jasa angkutan KA untuk jalur mudik tahun ini rata-rata memberangkatkan sekitar 62 kereta setiap hari, termasuk kereta komersial (bisnis dan eksekutif).
Beberapa penumpang yang bermaksud membeli tiket untuk perjalanan pada hari yang sama harus kecewa karena tiket untuk perjalanan beberapa hari ke depan telah habis. "Tiket yang dijual hari ini hanya untuk perjalanan pada tujuh hari yang akan datang," kata Mateta.