REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Aksi pembajakan KA Gajayana, boleh jadi hanya sepele saja. Sang pembajak yang anggota TNI-AL ingin bertemu komandannya di Jakarta.
"Sepanjang perjalanan ke Senen, pelaku cerita bahwa dua ingin bertemu dengan komandannya," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bahrul Alam, saat dihubungi Republika, Sabtu (27/8).
Anton memaparkan pembajakan kereta api itu dilakukan Darso terhadap KA Gajayana tujuan Gambir, Jakarta dari Malang, Jawa Timur yang tidak berpenumpang. Dalam melakukan aksinya, Darso dibantu seorang rekannya bernama Sugianto.
Kronologis pembajakan kereta itu dilakukan saat KA Gajayana tengah berjalan pelan saat berada di sekitar daerah Cirebon. Darso dan Sugianto pun menaiki kereta itu dan langsung menodongkan sebilah pisau dan senjata api laras pendek ke masinis. Di sepanjang perjalanan itu lah, Darso bercerita ingin bertemu dengan komandannya di Jakarta tanpa menjelaskan secara detail untuk apa.
Ia pun mengancam agar masinis tidak memberhentikan kereta tersebut sepanjang perjalanan meski sinyal merah yang menandakan kereta itu harus berhenti. Kemudian masinis sempat mengirim sinyal SOS (Save Our Soul) dan berhenti di Stasiun Pasar Senen.
Di stasiun tersebut, kedua tersangka ini dilumpuhkan sekitar pukul 11.45 WIB. "Penanganan tersangka Darso dilakukan Garnisun ke Kormar (Korps Marinir). Sedangkan satu orang lainnya, Sugianto, dan barang bukti berupa pisau dan senpi laras pendek ditangani Polda Metro Jaya," tegasnya.