REPUBLIKA.CO.ID,CILEGON--Antrean ribuan kendaraan pemudik menuju Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten terjadi pasang surut. Lonjakan kendaraan yang diluar prediksi membuat PT ASDP Indonesia Ferry kewalahan.
ASDP hanya memprediksi kenaikan penumpang pejalan kaki tahun ini sebesar 11 persen, pemudik bermotor sebesar 14 persen, dan mobil sebesar 10 persen. Namun kenyataannya, lonjakan penumpang pejalan kaki sudah mencapai mencapai 143 persen, pemudik bermotor mencapai 111 persen, dan mobil mencapai 128 persen. “Kami kewalahan,” kata Direktur Usaha Pelabuhan Indonesia Ferry, Prasetyo B Utomo, Ahad (28/8).
Prasetyo mengatakan, peningkatan jumlah pemudik saat ini diluar dari perkiraan. Sejak H-7 sampai H-2 Lebaran, peningkatan penumpang pejalan kaki sudah mencapai 77.058 orang, pemudik bermotor sebanyak 35.914 kendaraan, dan mobil sebanyak 31.174 kendaraan.
Lonjakan arus mudik melalui Pelabuhan Merak juga diluar perkiraan pemudik. Akibatnya, ribuan pemudik merasa terjebak setibanya di Pintu Tol Merak, sebab mereka harus mengantre hingga berjam-jam untuk sampai ke pelabuhan. “Ini antrean terlama, kalau tahu begini saya mau balik lagi ke Jakarta,” kata Riko Fadrian, pemudik tujuan Medan, saat ditemui di parkiran Dermaga IV Pelabuhan Merak.
Pemudik lainnya, Sutedjo, juga mengaku kecewa dengan lamanya antrean di Pelabuhan Merak. Menurutnya, ada sistem yang salah di Pelabuhan Merak hingga kendaraan pemudik harus mengantre mulai dari dalam Pintu Tol Merak hingga ke dalam pelabuhan. “Kenapa kita diantrekan di tol bukan di pelabuhan?” tanya Sutejo dengan nada kesal.
Banyaknya kekecewaan masyarakat dan pemudik membuat PT ASDP Indonesia Ferry minta maaf. “Ini diluar dugaan dan prediksi kami,” kata Prasetyo.
Menurut Prasetyo, lonjakan pemudik yang sangat signifikan, membuat antrean kendaraan menuju Pelabuhan Merak sulit dihindari. Jumlah pemudik yang membanjiri Pelabuhan Merak sudah melebihi daya tambung, sehingga antrean kendaraan pemudik meluber hingga keluar pelabuhan.
Lima dermaga yang ada di pelabuhan juga membuat kapal yang beroperasi di jalur Selat Sunda harus mengantre. Dari 40 kapal yang disediakan hanya 31 kapal yang bisa dioperasikan. “Kalau kita operasikan semua, banyak kapal yang terapung-apung di laut untuk menunggu antrean,” kata Prasetyo
Kasubdit Angkutan, Direktorat LLASDP, Kementerian Perhubungan, Rasman Ginting, mengatakan, perlu dilakukan penyesuaian kondisi pelabuhan dengan tingginya peningkatan volume kendaraan saat ini. “Dermaga harus ditambah dan areal parkir harus diperluas,” kata Rasman.
Kementerian Perhubungan, kata Rasman, akan membahas masalah ini dengan PT ASDP, PT KAI, dan pemerintah daerah. “Pelabuhan Merak akan dijadikan sebagai pelabuhan terpadu yang ideal," kata Rasman.
Ketua Gapasdap Cabang Merak, Togar Napitulu, mengatakan, apabila dermaga ditambah maka kapal yang beroperasi bisa mencapai 36 kapal. "Memang bisa evektif kalau ada penambahan dermaga, apalagi saat mudik seperti sekarang ini," kata Togar.