REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Media Officer timnas, Desy Christina, mengatakan pihaknya masih menunggu jawaban Federasi Sepak bola Asia (AFC) mengenai kartu kuning Mohammad Nasuha. Indonesia mempersoalkan pemberian kartu kuning untuk bek berusia 26 tahun itu ketika Indonesia mengalahkan Turmenistan 4-3 pada leg kedua di Stadion Gelora Bung Karno.
Indonesia menilai bukan Nasuha yang melakukan pelanggaran pada menit 19, tetapi Ahmad Bustomi. Kartu kuning tersebut merugikan Indonesia sebab Nasuha tidak dapat tampil menghadapi Iran. Sebab, pesepak bola Persija Jakarta tersebut sudah menerima kartu kuning pada leg pertama.
Sesuai rekaman pertandingan, Desy mengatakan bahwa Bustomi melakukan sliding terhadap lawan pada menit 17:56. Tapi, wasit menyatakan pertandingan tetap berjalan. Selanjutnya, pada menit 18:15 Cristian Gonzales mencetak gol kedua Indonesia.
Sayangnya, rekaman tidak mencatat pemberian kartu kuning pada Nasuha pada menit 19. “Di dalam rekaman sedang ditanyangkan ulang proses terjadinya gol kedua,” kata Desy.
Rekaman pertandingan hanya menunjukan asisten pelatih timnas, Rahmad Darmawan, sedang melayangkan protes ke arah meja pengawas pertandingan. “Dari bahasa tubuhnya, yaitu jari, menunjukkan bahwa bukan nomor 2 atau Nasuha yang seharusnya mendapatkan kartu kuning tersebut,” kata dia.
Ketiadaan rekaman ini membuat posisi Indonesia lemah untuk membuktikan bukan Nasuha yang melakukan pelanggaran. “Kalau FIFA tidak dapat mengubah kartu kuning untuk Nasuha, maka kami akan patuh,” ujar Desy.