REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puluhan pemudik bergantian memadati halaman Masjid Al-Ikhlas, Terminal Lebak Bulus. Bis yang tak kunjung datang membuat mereka mencari tempat untuk sekedar meregangkan kaki sejenak.
"Bis baru ada jam empat (16.00 WIB), saya udah nunggu dari jam 12," ujar Burham, mahasiswa Gunadarma. Dia dan kedua orangtuanya akan pulang kampung ke Solo. Tradisi mudik memang agenda wajib keluarga ini ketika lebaran.
Alasan yang sama dinyatakan Alif, seorang karyawan. Bersama dua orang putri dan seorang istri, Alif akan menempuh perjalanan ke Tegal. Sedari siang dia sudah datang ke terminal mencari tiket. Jangankan bis, loket untuk bis yang dia incar nyatanya belum buka. "Kayaknya loketnya ganti-gantian sama PO lain," kata Alif, Rabu (31/8).
Mau tidak mau, ia harus rela menunggu hingga bisnya datang. Di masjid, Alif bisa beristrahat sambil shalat jika adzan berkumandang.
Burham lebih beruntung dari Alif. Karena telah memesan tiket dan membayar lunas, dia diberi pelayanan berrbeda. Pihak loket menjanjikan, Burham akab dikabari lewat telepon jika bisnya datang. Jadi, dia tidak perlu seperti Alif yang mondar-mandir di terminal.
Di dalam terminal Lebak Bulus disediakan ruang tunggu bagi para penumpang. Sayang, kapasitasnya kecil. Penumpang yang tidak kebagian tempat duduk akhirnya memilih sembarang tempat. Semen yang berfungsi sebagai pot bunga salah satu sasarannya.
Meski ada imbauan dilarang tidur di masjid terpampang di berbagai tempat, beberapa pemudik tampak tertidur pulas. Seorang ibu pun bisa mengganti popok anaknya disini, sambil menunggu kendaraannya datang.