REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sejumlah pedagang bunga tabur di Kabupaten dan Kota Cirebon, Jawa Barat, mengaku omzet penjualan mereka berkaitan dengan Lebaran Idul Fitri 1432 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Raniti, salah seorang pedagang bunga tabur di Kota Cirebon, mengatakan omzet penjualan bunga tabur pada lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah menurun dibandingkan tahun sebelumnya karena persediaan bunga banyak yang layu. "Perayaan lebaran tahun sebelumnya dilaksanakan serentak pada hari yang sama. Sehingga jumlah pengunjung untuk berziarah kubur melonjak, omzet penjualan bunga cukup tinggi," katanya, Rabu (31/8).
Dia menambahkan, persediaan bunga tabur sebelum lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah sudah maksimal. Mestinya dijual pada hari Selasa (30/8), karena diperkirakan pelaksanaan shalat Ied pada hari tersebut. Namun ternyata Rabu (31/8), sehingga persediaan bunga menjadi layu. "Bunga tabur hanya bertahan kurang dari 24 jam. Setelah itu bunga layu dan aromanya semakin menurun, sehingga kurang diminati oleh konsumen," ujarnya.
Sudira, pedagang bunga tabur lain di Cirebon, menuturkan omzet penjualan bunga tabur hari ini menurun dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan karena perayaan lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah yang berlangsung Rabu, padahal persediaan bunga untuk hari Selasa.
Jumlah pengunjung pada lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah berkurang, karena mereka datang terbagi dua kelompok. Bagi kelompok yang merayakan Idul Fitri hari Selasa datang kemarin. Kini pengunjung membeli bunga tabur yang sudah layu, karena persediaan pedagang bunga tabur sudah maksimal sehari sebelum lebaran.
Pedagang bunga tabur biasanya menyiapkan barang dagangannya dengan berpatokan kepada kalender lebaran, karena bunga tabur tersebut umumnya mudah layu. Ketika lebaran baru jatuh pada hari berikutnya, otomatis bunga yang seharusnya dijual dalam keadaan segar menjadi layu.