REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hingga kini terdapat enam relawan MER-C Indonesia yang masih berada di Jalur Gaza guna menuntaskan pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina. RSI ini adalah amanah dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Di saat tibanya Hari Raya Idul Fitri, Selasa (30/8), para relawan Indonesia berbagi tempat untuk menunaikan shalat Ied. Empat orang relawan—M Fauzi, Abdurrahman, Edy dan Abdillah Onim—shalat Ied di lapangan yang berdekatan dengan kantor MER-C Cabang Gaza, berhadapan dengan Rumah Sakit Al-Quds di Tal El-Islam Gaza City. Khusus bagi Abdillah Onim, ini adalah Idul Fitri kedua yang ia lalui di Jalur Gaza.
Sedangkan dua relawan—Darusman dan M Husain—shalat Ied di Gaza Selatan, tepatnya di kota Khan Younis. Imam sekaligus khatib shalat Ied di Khan Younis adalah Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah. Usai shalat Ied, relawan Indonesia diberi kesempatan dan dipersilakan untuk bersilaturahim dan bersalaman sembari mengucapkan Ied mubarak kepada Abul Abid, panggilan karib Ismail Haniyah.
Haniyah memimpin ribuan warga shalat Ied di lapangan kantor balai kota Khan Younis. Dengan pengawalan yang ketat, sang Perdana Menteri tiba di lokasi shalat ditemani konvoi dari Inggris dan Afrika yang tiba di Jalur Gaza sehari sebelumnya. "Relawan MER-C yang tiba di lokasi tersebut beberapa menit setelah kedatangan Haniyah, mendapatkan kehormatan mengisi tempat khusus bersama para menteri dan tamu asing lainnya," tutur Husain.
Ribuan warga Khan Younis menyambut kedatangan pemimpin mereka dengan teriakan takbir yang menggema dan penuh semangat. Meskipun jamaah shalat Ied tumpah ruah sampai ke jalan-jalan raya, namun suasana shalat kali ini terasa sangat syahdu dan khusyuk.
Lantunan merdu ayat-ayat Alquran yang keluar dari bibir tokoh Hamas ini benar-benar menghipnotis para pendengarnya. "Kali ini kami lebih melihat sosok ulama quro (ahli baca Alquran) dibanding politikus dalam diri Ismail Haniyah," ungkap Husain.
Selesai membaca surah Al-A'laa dan Al-Ghasyiah dalam dua rakaat, acara dilanjutkan dengan khutbah Idul Fitri, yang juga dibawakan pimpinan puncak gerakan Hamas ini. Dalam khutbahnya yang juga disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi—termasuk Al-Aqsha TV dan TV Al-Quds—Haniyah menyampaikan selamat Idul Fitri kepada seluruh umat Islam di dunia. "Taqabbalallahu minna wa minkum, kullu am wa antum bi khair," ujarnya.
Dalam khutbahnya, Haniyah menyatakan keprihatinan atas kondisi Gaza yang masih diblokade Zionis Israel. Dan kini kehidupan rakyat Gaza kian memburuk. Haniyah juga menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia agar lebih meningkatkan kepeduliannya pada Masjid Al-Aqsha. Selain itu, ia juga mengabarkan kepada pemerintahan Zionis agar jangan gegabah untuk memperpanjang blokade terhadap Gaza. "Karena warga Gaza tidak sendirian. Warga Gaza bersama banyak negara," katanya.
Di akhir khutbahnya, Haniyah menyatakan rakyat Gaza tidak akan pernah mengenal yang namanya Israel. "Yang kami tahu hanya satu kata, yaitu kembali. Kembalikan hak kami. Dan dengan cara apa pun, akan kami tempuh walau bersimbah darah," tegasnya.
Haniyah juga menyampaikan bela sungkawanya terhadap para syuhada yang selama Ramadhan ini terbunuh oleh serangan brutal Zionis Israel, yang mayoritas korban berasal dari Khan Younis.
Usai shalat Ied, Ismail Haniyah dan tamu-tamu negara, termasuk relawan MER-C, mengunjungi beberapa keluarga syuhada yang berada di sekitar Khan Younis. "Sang Perdana Menteri benar-benar menunjukkan rasa persaudaraan dan hubungan kekeluargaan dengan keluarga para syuhada tersebut," tutur Husain.