REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kepala Kantor Pengawasan Alquran Iran, Ahmad Haji-Sharif, menyatakan cetakan Alquran dari China diketahui banyak ditemukan salah ejaan. Untuk itu, masyarakat Iran diminta untuk hati-hati saat membeli Alquran cetakan China.
Menurut Haji-Sharif, kesalahan itu mungkin disebabkan biaya cetak yang murah sehingga kualitas Alquran yang diproduksi tidak melalui tahapan pemeriksaan yang ketat. Namun ia tidak menyebut secara spesifik Alquran mana yang salah eja, apakah Alquran berbahasa Persia atau Arab.
"Umat harus hati-hati memilih saat membeli Alquran. Agar aman, lebih baik umat membeli produk buatan Iran lantaran terjamin kualitasnya," ujarnya, seperti dikutip Arab News, Jum;at (2/9).
Haji-Sharif mengaku heran dengan kecenderungan importir yang mendatangkan salinan Alquran dari luar Iran. Padahal hampir 1.000 penerbit memproduksi Alquran dengan kualitas terbaik. Disamping itu, salinan Alquran buatan Iran telah ditulis oleh ahli kaligrafi ternama Iran. "Jadi, mengapa kita harus mendatangkan salinan Alquran dari luar negeri," katanya.
Saat dikonfirmasi, importir asal Iran membantah ada kesalahan eja. Namun pihak China sendiri belum berkomentar terkait dengan kesalahan ejaan tersebut.
Selama ini, Iran kebanjiran Alquran cetakan China. Kondisi itu disebabkan biaya produksi di Iran cukup tinggi sehingga harga untuk satu salinan Al-Quran cukup mahal ketimbang cetakan China. Biasanya, para importir asal Iran mendatangkan salinan Alquran cetakan China dalam dua versi yakni versi bahasa Arab dan Persia.