REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI - Dalam seminggu ini Inggris akan mengirimkan 1,5 miliar dolar AS sisa asset Libya yang dibekukan negeri itu, kata seorang pejabat pemerintah sementara Libya, Sabu, seperti dikutip Reuters.
Sekitar 280 juta dinar Libya atau 234 juta dolar AS telah dikirim ke Benghazi pekan ini melalui pesawat terbang.
Uang sebanyak itu adalah bagian dari dinar Libya terbaru senilai 1,5 miliar dolar AS yang dipesan Muammar Gaddafi dari perusahaan pencetak uang asal Inggris, De La Rue Plc, namun kemudian diblokir Inggris Maret lalu setelah Gaddafi memulai berbuat keras terhadap demonstran.
Kebanyak uang-uang itu masih bergambarkan wajah Gaddafi, yang justru di Benghazi menjadi sasaran coret-coretan.
"Kebanyakan dari uang-uang itu datang melalui laut ke Benghazi. Semuanya akan datang dalam seminggu dan sisa dari yang 1,5 miliar itu," kata Fathi Baja, kepala komite hubungan politik dan internasional Dewan Peralihan Nasional (NTC), kepada Reuters.
"Kami butuh uang banyak."
Pasukan NTC telah menumbangkan Gaddafi, maka Inggris akan menyalurkan uang segar. Sisanya akan dikirimkan segera, kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Seorang pejabat NTC mengatakan uang-uang itu akan disalurkan ke bank-bank komersial.
"Kami perlu banyak uang tunai asing untuk kredit pembelian produk minyak. Saat yang sama kami juga perlu mata uang Libya untuk membayar pegawai pemerintah," kata Mustafa el-Huni, wakil NTC di Jufra, selatan Libya.
Kekeringan likuiditas menjadi masalah di sepanjang konflik lalu di mana orang-orang antri di bank untuk mendapatkan uang tunai.