Senin 05 Sep 2011 13:19 WIB

Putra Lain Qaddafi Tuding Pidato Saif Al-Islam Penyebab Kegagalan Perundingan

Pemberontak Libya di Tripoli
Foto: dw-world
Pemberontak Libya di Tripoli

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Seorang putra Moammar Qaddafi menuding saudaranya--yang nada bicaranya tak mau kendur--sebagai penyebab kegagalan pembicaraan dengan penguasa baru Libya. Dalam pembicaraan itu dibahas tentang salah satu sisa kubu terakhir pasukan yang setia kepada GQaddafi, demikian laporan CNN, Ahad larut malam (4/9).

Saadi Gaddafi mengatakan kepada CNN dalam satu wawancara telefon, bahwa siaran pidato "agresif" oleh kakaknya, Saif al-Islam Qaddafi, beberapa hari sebelumnya mengakibatkan kemacetan dalam perundingan, situasi itu melicinkan jalan bagi dilancarkannya serangan.

Kota Bani Walid, di sebelah tenggara ibu kota Libya, Tripoli, adalah salah satu kubu terakhir petempur pro-Qaddafi. Di kota itu pula, satu putra pemimpin Libya yang terdepak itu diduga berada.

Ketika ditanya mengenai lokasinya, Saadi mengatakan ia "berada agak di luar" Bani Walid tapi terus bergerak, demikian laporan CNN. Ia mengatakan ia belum bertemu dengan ayah atau saudaranya selama dua bulan. Saadi mengatakan ia "bersikap netral namun tetap siap membantu memuluskan perundingan gencatan senjata", kata CNN.

Perundingan bagi penyerahan diri pasukan Moammar Qaddafi di Bani Walid telah gagal dan takkan dilanjutkan, kata seorang pejabat, sehingga membuka jalan bagi serangan militer.

Perundingan melalui mediator tetua suku dimulai beberapa hari sebelumnya dengan harapan Bani Walid dapat dikuasai gerilyawan tanpa pertumpahan darah.

Bani Walid adalah pusat suku tangguh Warfalla, yang merupakan inti pasukan Qaddafi dan diberi posisi politik tinggi di dalam pemerintahannya. Tapi suku itu telah terpecah apakah akan mendukung Qaddafi atau tidak, kata beberapa anggota suku yang telah memihak kepada Dewan Peralihan Nasional (NTC) dan termasuk di antara pasukan NTC yang mengepung kota tersebut.

sumber : Antara/CNN/
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement