Selasa 06 Sep 2011 16:32 WIB

Ribuan Pelayat Iringi Pemakaman Abah Anom

Rep: Djoko Suceno/ Red: Djibril Muhammad
Ribuan jamaah pondok pesantren Suryalaya menghadiri pemakaman Abah Anom.
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Ribuan jamaah pondok pesantren Suryalaya menghadiri pemakaman Abah Anom.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Ribuan pelayat, sebagian besar para ikhwan, mengiringi jenazah KH A Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom), menuju tempat peristirahatannya terakhir di Kompleks Pemakaman Abdullah Mubarak, Pondok Pesantren Suryalaya, Selasa (6/9).

Tepat pukul 09.00 WIB, jasad Abah Anom dikebumikan di samping makam ayahandanya, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad. Gema takbir tak henti-hentinya dikumandangkan para pelayad sejak jenazah diusung dari dalam Masjid Nurul Asror menuju Puncak Suryalaya (kompleks pemakaman) yang jaraknya sekitar 100 meter.

Sepanjang jalan menuju kompleks pemakaman, ribuan pelayad berbaris dan member jalan untuk jenazah almarhum. Mereka tak henti-hentinya mengumandangkan takbir dan tahlil untuk almarhum.

Sebagian besar pelayad sudah berada di Pondok Pesantren Suryalaya sejak Senin (5/9) siang. Mereka rela bermalam di dalam masjid, pesantren, ruang kelas, bahkan menginap di rumah-rumah penduduk di sekitar pesantren.

Mereka berasal dari wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera, dan sejumlah wilayah di tanah air. Bahkan tak sedikit para pelayat yang juga jamaah Thariqoh Qadiriyah Naksabandiyah (TON) dari mancanegara hadir dalam acara pemakaman tersebut.

Mendung dan rintik hujan mengiringi prosesi pemakaman almarhum Abah Anom. Upacara pemakaman dipimpin KH Drs Sandisi. Sedangkan sambutan dari pihak keluarga disampaikan KH Zainal Abidin Anwar.

Upacara pemakaman ditutup dengan tahlil yang dipimpin oleh KH Nur Anom Mubarok. Sejumlah pejabat Muspida Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis, hadir dalam pemakaman tersebut.

Abah Anom wafat Senin (5/9) sekitar pukul 11.50 WIB di Rumah Sakit Tasikmalaya Medical Center (TMC) dalam usia 96 tahun. Almarhum adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, Kampung Godebag, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Meski almarhum telah dimakamkan tepat pukul 09.00 WIB, ribuan pelayat terus mendatangi tempat pemakaman tersebut. Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air. Mereka mengaku sangat kehilangan atas sosok guru yang rendah hati tersebut.

"Beliau adalah panutan kami. Tutur kata dan perbuatannya seirama. Sulit menemukan sosok ulama seperti beluai," ujar Sidiq, pelayat asal Jakarta ini.

Mantan gubernur Jawa Barat, H Danny Setiawan, menilai Abah Anom adalah tokoh kharismatik yang bertumpu pada nilai-nilai ilahiah. Almarhum, kata dia, juga sosok pendidik yang sarat dengan metoda didik kewibawaan kearifan lokal yang agamis.

"Semua orang memberi apresiasi karena kharisma keistiqomahannya dalam satu kata dan perbuatan," ujar dia yang mengenal Abah Anom sejak menjadi pegawai negeri puluhan tahun lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement