REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG-- Anak berusia tujuh tahun penderita gizi buruk di Kabupaten Karawang, Jawa Barat Imas Nuraeni, akhirnya meninggal dunia. Dia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karangmulang, Dawuan, Rabu, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah setempat.
Pemakaman warga Kampung Pejaten, Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek tersebut diwarnai suasana haru. Sebab pihak keluarga baru membawa Imas pada empat hari terakhir ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, untuk mendapat pertolongan atau perawatan lebih lanjut.
Imas yang merupakan anak keempat dari pasangan Abdullah dan Ani Rohani meninggal dunia pada Selasa (6/9) malam dan dimakamkan pada Rabu pagi oleh pihak keluarga di Taman Pemakaman Umum Karangmulang. Abdullah, orang tua Imas, Rabu, mengaku baru mengetahui anaknya menderita gizi buruk setelah dibawa ke Puskesmas.
Saat itu, pihak Puskesmas menyimpulkan kalau anaknya itu menderita gizi buruk. Karena itu, baru empat hari terakhir, pihak keluarga membawa Imas ke RSUD Karawang agar bisa terselamatkan. "Saya baru tahu anak saya menderita gizi buruk setelah dibawa ke Puskesmas setempat. Jadi Imas terlambat mendapat perawatan saat dibawa RSUD Karawang yang pada akhirnya meninggal dunia pada Selasa (6/9) malam," kata dia, di Karawang.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Yuska Yasin, sebelumnya mengatakan, sesuai dengan laporan terakhir yang diterima, hingga kini terdapat 131 bayi berusia di bawah lima tahun di berbagai daerah sekitar Karawang menderita gizi buruk.
"Dari 131 bayi yang mengalami gizi buruk itu berasal dari keluarga yang tidak mampu. Tersebar di sejumlah daerah sekitar Karawang," kata Yuska. Dikatakannya, bayi penderita gizi buruk itu terjadi karena mereka berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu yang mengakibatkan kurang asupan gizinya.
Permasalahan lain selain kurangnya asupan gizi bayi sehingga penderita gizi buruk umumnya keluarga tidak mampu itu ialah karena ketidakpahaman masyarakat miskin mengenai asupan gizi yang layak dan baik bagi bayi.