REPUBLIKA.CO.ID,NIAMEY - Pemimpin Libya, Moammar Qaddafi, belum tiba di Niger. Demikian kata pemerintah saat pemimpin baru Libya meminta bantuan Niger untuk mencegah Qaddafi dan sekutu-sekutunya menyeberang ke negara tetangga itu.
"Pemerintah menegaskan kembali bahwa Qaddafi tidak berada di wilayah Niger," kata pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara menteri kehakiman Marou Amadou.
Pihaknya juga menyatakan bahwa Niger mengikuti dengan cermat situasi di Libya. Mereka melakukan konsultasi dengan Dewan Transisi Nasional (NTC) --pemerintah Libya yang baru.
Namun, Niamey mengungkapkan bahwa total empat kendaraan masuk ke wilayah negaranya membawa 18 orang. Itu termasuk lima warga Niger, tetapi tidak menunjukkan kebangsaan dari penumpang lain.
"Ketika sebuah negara sedang berperang, orang-orang merasa terancam dan mereka memasuki negara lain. Kita tidak bisa mengusirnya kembali karena takut mereka bisa kehilangan nyawa mereka," kata
Amadou. "Ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk menyambut orang-orang itu sebagai pengungsi."
Satu konvoi besar kendaraan sipil dan militer memasuki Niger dari Libya psda Senin malam. Kelompok itu termasuk mantan kepala keamanan Qaddafi. Namun, Washington juga mengatakan Qaddafi tidak diyakini di antara mereka.
''Pembantu pemimpin yang ditaklukkan dan menyeberang ke Niger itu ditahan,'' kata Departemen Luar Negeri AS.