Kamis 08 Sep 2011 18:42 WIB

Gaddafi Bantah Kabur ke Niger

Rep: C15/ Red: taufik rachman
Moammar Qaddafi
Foto: AP/Nasser Nasser
Moammar Qaddafi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menghentikan spekulasi yang menyebutnya telah melarikan diri ke Niger sebagai kebohongan dan perang psikologis.

Komentar tersebut, yang dibuat dalam panggilan telepon kepada sebuah saluran TV pro-Gaddafi di Suriah, tampaknya berasal dari dalam Libya. Gaddafi juga berjanji pasukannya akan mengalahkan NATO dan Dewan Peralihan Nasional (NTC).

Sebelumnya, Niger mengatakan sedang mempertimbangkan bagaimana menangani pemimpin buron tersebut jika ia memutuskan untuk memasuki negara tersebut untuk mencari perlindungan.

Niger akan memutuskan kemudian apakah akan menerima Gaddafi atau menyerahkannya ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC), seperti dikatakan Menteri Luar Negeri Niger kepada BBC.

Selama ini ada spekulasi bahwa Gaddafi mungkin pergi ke Niger setelah kelompok-kelompok loyalis melarikan diri ke sana baru-baru ini. Otoritas transisi Libya telah meminta Niger untuk tidak membiarkannya masuk.

Niger sendiri telah mengakui ICC, yang menargetkan penangkapan Gaddafi, putranya Saif al-Islam, dan mantan kepala intelijennya Abdullah Sanussi. Gaddafi mengatakan kepada saluran Arrai yang berbasis di Damaskus ibukota Suriah, bahwa tidak ada yang aneh tentang konvoi yang menuju Niger.

Namun, dalam wawancara dengan BBC pada Rabu lalu, Menteri Luar Negeri Niger Mohamed Bazoum mengaku bahwa pejabat dari pemerintah termasuk di antara orang-orang yang baru saja menyeberang ke Niger dalam sedikitnya tiga konvoi. Tapi ia mengatakan bahwa baik Gaddafi maupun anak-anaknya tidak berada di negaranya saat itu.

Mengenai pengungsi Libya baru-baru ini, Bazoum mengatakan, "Kami mengatakan kepada mereka bahwa kita dapat menerima mereka untuk tinggal karena alasan kemanusiaan, tetapi mereka harus menghormati apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh hukum internasional.''

Menteri luar negeri juga menekankan bahwa Niger "tidak mempunyai sarana untuk menutup perbatasan" dengan Libya, yang berarti menggambarkannya sebagai sesuatu  yang "terlalu besar".

 

sumber : BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement