Jumat 09 Sep 2011 19:10 WIB

Dicky Chandra Mundur karena Kecewa Bupati Berpolitik?

Dicky Chandra
Foto: Damanhuri Zuhri/Republika
Dicky Chandra

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Wakil Bupati Garut Dicky Chandra sempat merasa kecewa dengan Bupati Garut Aceng HM Fikri bergabung dengan Partai Politik (Parpol) Golkar beberapa bulan yang lalu, namun kekecewaan tersebut bukan alasan utama mengundurkan diri dari jabatannya.

"Munafik kalau saya bilang tidak kecewa, tapi apakah hanya gara-gara kekecewaan pak Bupati dari independen pindah ke partai, terus saya mengundurkan diri," kata Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra saat memberi keterangan kepada wartawan di Garut, Jumat, yang sejak pengajuan pengunduran diri, Senin (5/9) sulit ditemui wartawan.

Dicky Chandra mencalonkan dirinya sebagai Wakil Bupati Garut pada Pilkada 2009 dari calon independen bersama-sama dengan Aceng HM Fikri berkomitmen pencalonannya tidak melalui Parpol.

Proses pencalonan kepala daerah yang berlangsung dua putaran, akhirnya Aceng dan Dicky terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2010-2015.

Namun pertengahan massa jabatan memimpin Kabupaten Garut, Aceng bergabung dengan parpol dan sempat menuai protes sebagian warga Garut terhadap putusan Aceng tersebut. "Saya bilang kecewa, tapi bukan alasan pengunduran diri ini, tidak tapi karena tidak mampu mengimbangi pola kepemimpinan," jelasnya.

Meskipun sempat menyimpan perasaan kecewa terhadap Bupati, kata Dicky bukan berarti harus melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan pemikiran Bupati. Kekecewaan itu, kata dia tidak berlarut panjang apalagi berdampak tidak bersinerginya dengan Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Garut sebagaimana mestinya.

"Kalau berbicara hanya gara-gara kekecewaan terus merusak Garut, janganlah," kata artis yang sering tampil di layar kaca televisi sebelum menjabat sebagai Wakil Bupati.

Ia mengungkapkan pengunduran diri tersebut karena tidak mampu mengimbangi pola kepemimpinan yang ada di Kabupaten Garut, namun tidak menyalahkan siapapun.

Ia mengakui menjabatnya sebagai Wakil Bupati terlalu banyak keinginan untuk memberikan pemikiran dalam membangun Kabupaten Garut namun ada keterbatasan mengambil kebijakan.

"Dalam hal ini kesalahan itu ada di saya karena saya tidak mampu dalam mengimbangi pola kepemimpinan, nanti saya akan mengganggu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement