REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Duta Besar Israel untuk Mesir, Yitzhak Levanon, Sabtu berada di bandara Kairo menunggu untuk terbang kembali ke negaranya setelah pengunjuk rasa Mesir menyusup di kedutaan, kata sumber di bandara Mesir, Sabtu. "Duta besar dan keluarganya sedang menunggu pesawat di bandara untuk kembali ke Israel," kata sumber itu kepada AFP.
Staf kedutaan dan warga negara Israel lainnya juga berada di bandara, kata sumber itu. Pada Jumat malam pengunjuk rasa menyerang perumahan gedung kedutaan, meruntuhkan bendera Israel dan melemparkan dokumen-dokumen diplomatik yang ditandai "rahasia" ke jalanan di bawahnya.
Presiden AS Barack Obama pada Jumat menyerukan Mesir untuk melindungi kedutaan Israel dari demonstran di Kairo, saat ia berbicara melalui telepon kepada PM Israel Benjamin Netanyahu, kata para pejabat di Washington. Sebagian pemrotes Mesir menerobos ke dalam bangunan yang menjadi tempat kedutaan besar Israel, Jumat larut malam (9/9).
Beberapa potong kertas terlihat dilemparkan dari jendela bangunan dan beterbangan di udara.Kantor berita resmi Mesir, MENA, melaporkan sebagian pemrotes melemparkan dokumen "rahasia" dari satu kantor di kedutaan besar tersebut.
Pada Jumat malam, seorang pemrotes menurunkan bendera Israel dari atas bangunan itu, setelah pemrotes lain merusak satu bagian tembok beton yang melindungi bangunan tersebut. Pemrotes juga membakar beberapa mobil polisi di daerah itu, saat polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang.
Sebanyak 163 orang cedera ketika pemrotes merobohkan beberapa bagian tembok yang mengelilingi kedutaan besar Israel, kata Wakil Menteri Kesehatan Mesir Hesham Shiha. Ia menambahkan sebanyak 100 dari mereka yang cedera mendapat perawatan di tempat kejadian. Sebanyak 31 orang lagi cedera selama demonstrasi di Bundara At-Tahrir di pusat ibu kota Mesir tersebut pada hari yang sama, kata Shiha.
Puluhan ribu warga Mesir turun ke jalan pada Jumat guna menuntut pembaruan lebih besar. Beberapa ribu dari mereka berkumpul di luar kedutaan besar Israel di Kairo guna memprotes pembunuhan lima prajurit Mesir oleh pasukan Israel pada 18 Agustus di daerah perbatasan antara kedua negara.