REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Chili akan mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara PBB pada akhir September, kata Menteri Luar Negeri Alfredo Moreno. Namun demikian, ia mengaku tak ingin terlibat terlalu jauh dalam masalah kontroversi Israel-Palestina.
Kontroversi Palestina telah berlangsung sejak lama sampai dibentuknya negara Israel pada tahun 1948. Perang perbatasan sampai tahun 1967, perang 6 hari antara Israel dan Mesir Yordania dan Suriah di Israel mengakibatkan tambahan wilayah teritorial yang signifikan di Arab.
Perbatasan itu sudah menjadi perdebatan, bahkan di antara pendukung negara Palestina, dan sering menyebabkan kekacauan politik dengan kedua belah pihak, yang selalu menolak untuk mengalah.
Ketika Presiden Chili Sebastian Pinera pergi ke Israel dan Palestina pada bulan Maret, ia menegaskan kembali dukungan Chile untuk perdamaian di wilayah tersebut sekaligus dukungan untuk Palestina merdeka.
Namun, menegaskan bahwa untuk masalah perbatasan bukan hak Chile untuk memutuskan. "Hanya masalah perbatasan harus menjadi masalah yang harus diselesaikan antara kedua negara yang terlibat", kata Moreno.
Palestina sedang dalam upaya mencari keanggotaan tetap di PBB, namun langkah ini ditentang oleh Israel. Dalam rangka untuk mencapai keanggotaan, Palestina harus masuk harus mendapat dukungan bulat dari negara-negara besar yang terdiri dari Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Cina, Rusia, Inggris dan Perancis.
Aliansi AS-Israel mungkin akan membuat sulit untuk persetujuan bulat untuk dicapai. Dalam kasus bahwa Palestina tidak disetujui sebagai negara sendiri, mereka akan mencari status pengamat untuk PBB.