Senin 12 Sep 2011 22:56 WIB

Duh...Guru di Perbatasan Malaysia-Indonesia Mogok, Tunjangan Belum Dibayar

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah guru yang mengajar di Senaning, perbatasan Indonesia - Malaysia di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Senin (12/9), melakukan aksi mogok mengajar karena menuntut pembayaran tunjangan guru perbatasan tahun 2011 ini belum dicairkan pemerintah.

Koordinator Komunikasi Informasi Perbatasan Kabupaten Sintang, Ambresius Murjani, saat dihubungi dari Pontianak mengatakan, aksi mogok mengajar itu baru terjadi Senin ini, saat sekolah memulai aktivitas belajar mengajar seusai libur Lebaran.

"Saya mendapatkan informasi itu dari seorang guru SD Negeri 1 Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, bahwa ada delapan guru di sana yang semuanya hadir di sekolah tetapi tidak mengajar," katanya.

Menurut dia, berdasarkan penjelasan guru SD tersebut, Agus Setiyono, mereka tidak mau mengajar karena menuntut pembayaran tunjangan guru perbatasan untuk tahun 2011 yang belum mereka dapatkan.

Murjani mengatakan, para guru tersebut menunggu kepastian dari pemerintah mengenai tunjangan bagi guru-guru di perbatasan. Yang menjadi acuan mereka itu, Surat Kementerian Pendidikan Nasional No. 0011.1340/C.5.6/H/SK/2011, tertanggal 16 Juli 2011, tentang Pencairan tunjangan khusus bagi guru yang bertugas di daerah khusus pada jenjang pendidikan dasar Kabupaten Sintang.

Surat itu ditandatangani oleh Dirjen Pendidikan atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Dia menambahkan, pada surat tersebut, disebutkan ada dua SD di perbatasan yang salah satunya SD Negeri di desa Muakan Petinggi.

Guru sekolah tersebut tidak satu pun menerima tunjangan perbatasan. Sementara desa mereka berbatasan langsung. Sementara guru dari SDN 1 Senaning, juga tidak mendapatkan tunjangan tersebut.

"Mereka menyatakan akan membuat surat pernyataan dan meminta masalah itu ada kejelasan dan diselesaikan. Jika tidak, mereka tetap tidak akan mau mengajar," kata Murjani yang mengaku prihatin karena anaknya juga bersekolah di sana.

Sebagai Koordinator Kimtas, Murjani menyatakan mesti menyampaikan sikap protes ini ke publik agar ada kejelasan dan mendapat tanggapan dari pemerintah. Sekolah dasar di perbatasan, menurut dia, menjadi sekolah yang diharapkan dapat membentuk karakter nasionalisme generasi muda.

"Karena itu, saya harus tetap menyuarakan persoalan ini," kata Murjani yang belum lama ini menginformasikan rencana warga perbatasan untuk mengibarkan bendera Malaysia saat peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus.

Jarak Senaning ke desa Jasa -- desa terdekat dengan Malaysia -- sekitar 22 kilometer. Dari Jasa ke desa di wilayah Malaysia, yakni Kampung Lacau, sekitar 2,5 jam perjalanan kaki dan jika sambil memikul barang perjalanan akan ditempuh selama 3 jam melewati hutan dan perbukitan.

Menurut Murjani, mengenai protes warga perbatasan terhadap tunjangan guru tersebut juga pernah terjadi tahun lalu di Kecamatan Ketungau Tengah. Dan untuk tahun ini, dicetuskan kembali oleh para guru dari Kecamatan Ketungau Hulu.

Dia mengharapkan pemerintah segera tanggap terhadap persoalan tersebut. Jangan hanya menyelesaikan masalah di perbatasan dengan hanya mengadakan apel atau upacara bendera dan masalah tersebut dianggap selesai.

"Ini seperti sudah menjadi 'trend' (kecenderungan), masyarakat diajak apel dan setelah itu masalah jadi beres," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement