REPUBLIKA.CO.ID,LANGKAT-- Keinginan dua anak untuk dapat diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintahan Kota Binjai, Sumatera Utara, akhirnya tertipu dan uang sudah disetor sebesar Rp 170 juta raib bersama pelakunya.
"Impian untuk menjadikan kedua anaknya menjadi PNS di lingkungan Pemkot Binjai tidak terwujud, malah uangnya pun tak kembali," kata warga Desa Serapuh Asli Kecamatan Tanjungpura, Haji Rustam Effendi di Stabat, Selasa.
Rustam mengatakan, pada mulanya Sup alias Doyok datang ke rumahnya tanggal 12 Januari 2010. Dalam pertemuan itu, Sup, PNS pada Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Langkat berjanji bisa memasukkan kedua anaknya menjadi PNS di Pemkot Binjai.
Untuk menjadi PNS, Sup meminta sejumlah uang kepada Haji Rustam Effendi. Ketika pemberian uang dilakukan untuk setoran pertama disaksikan oleh beberapa rekan Sup diantaranya Rusdianto, Nur Ahmad Sofian.
"Penyerahan uang pertama sebesar Rp 70 juta dilakukan di kediaman Rusdianto, di Dusun Dendang Kelurahan Sei Dendang Kecamatan Stabat," katanya.
Kemudian, Rustam menunggu kapan penerimaan berkas-berkas anaknya itu dilakukan. Namun, Sup bersama rekan yang lain, meminta uang lagi untuk pengurusan berkas.Pada tanggal 18 Januari 2010, uang sebesar Rp 30 juta disetorkan kembali, lalu tanggal 5 Maret 2010, mereka kembali meminta uang sejumlah Rp 15 juta, dan diberikan lagi, katanya.
Setelah itu, kata Rustam, sekitar tanggal 12 Agustus 2010, Sup meminta kembali uang sebesar Rp 25 juta, dan 27 September 2010, meminta uang kembali sebesar Rp 30 juta.
"Total keseluruhan uang yang sudah disetorkan korban sebesar Rp 170 juta kepada Sup, agar anaknya Irma Yani (24) Julia Fitria (26) dapat diterima menjadi PNS di Pemkot Binjai," ujarnya.
Namun hingga sekarang, keduanya belum juga menjadi PNS, akhirnya dirinya membuat laporan pengaduan ke Mapolres Langkat di Stabat, karena merasa tertipu atas sikap Sup.
Ikuti Whatsapp Channel Republika