REPUBLIKA.CO.ID,TIMIKA--Kepolisian Daerah Papua akan mengambil alih penyidikan kasus penganiayaan terhadap wartawan TOP TV, Mufliadi oleh Bupati Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) Papua Barat, Otto Ihalauw serta ajudannya pada Jumat (9/9). Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Wachyono kepada wartawan di Timika, Rabu mengatakan pengambilalihan penyidikan kasus tersebut agar penanganannya benar-benar obyektif dan memberikan rasa adil bagi semua pihak.
"Rencananya Polda akan ambil alih biar benar-benar obyektif. Kalau ditangani oleh Polres setempat kan pasti ada hambatan psikologis. Itu yang kita hindari," kata Wachyono. Menurut dia, tim Polda Papua hari ini Rabu 14 September berangkat ke Sorong Selatan untuk memantau sejauhmana penanganan kasus penganiayaan terhadap wartawan salah satu media televisi lokal yang berkantor pusat di Jayapura itu.
Polda Papua juga akan menarik kembali serta memproses hukum ajudan Bupati Sorsel yang diketahui merupakan anggota Polri. "Yang jelas, kita akan tarik dan proses yang bersangkutan. Siapapun yang terlibat memukuli wartawan TOP TV itu akan kita proses, entah sekalipun itu bupati," tegas Wachyono.
Mufliadi, wartawan TOP TV yang bertugas sebagai reporter di Sorsel, diketahui dianiaya oleh beberapa orang antara lain Bupati Sorsel, Otto Ihalauw, ajudan bupati, kepala dinas Pemberdayaan Perempuan dan anggota Satpol PP setempat pada Jumat (9/9) pagi sekitar jam 09.00 WIT.
"Wartawan kami dipukul saat mengambil gambar pemalangan kantor bupati Sorong Selatan oleh para pemilih hak ulayat setempat," kata Amir Siregar, pimpinan TOP TV, saat memberikan keterangan pers di Jayapura belum lama ini.
Menurut Amir, usai mendapat perlakuan tak senonoh itu, Mufliadi langsung mengontak dirinya. Amir mengaku akan mengadukan kasus ini pada Dewan Pers dan aparat kepolisian untuk ditindak tegas.