REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemogokan karyawan PT Freeport memberikan dampak negatif buat iklim investasi di dalam negeri. Untuk itu perlu dicari jalan keluar mengatasi persoalan tersebut.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemogokan tidak hanya menggangu produksi perusahaan tetapi juga produktifitas karyawan dalam bekerja. "Ini Juga memberikan dampak iklim yang kurang bagus bagi kita," ujarnya, di Komplek Istana Negara, Jumat (16/9).
Untuk itu, ia berharap dapat ditemukan solusi yang baik antara karyawan dan manejemen PT Freeport. Ia juga berencana untuk berkomunikasi secara langsung dengan pihak-pihak yang kini tengah konflik. Meski sampai saat ini pihaknya belum menerima secara langsung permohonan untuk menjadi penengah. "Saya berencana untuk berkomunikasi agar dicarikan solusi yang tepat," kata Ketua Umum PAN ini.
Menurut calon besan Presiden RI ini, di dalam Kementerian Tenaga Kerja sudah ada mekanisme untuk menyelesaikan konflik tersebut. Konflik diselesaikan Melalui pertemuan bipartit. "Kemudian baru nanti meminta bantuan," jelasnya.
Seperti diketahui, ribuan karyawan Freport mogok kerja dengan meninggalkan area tambang di Tembagapura Papua, Kamis, (15/9). Mereka serempak turun menuju Timika. Akibatnya, aktivitas pertambangan lumpuh. Mereka turun dari Tembagapura menuju Timika tepatnya ke Check Point 32, sekitar Kuala Kencana (areal manajemen Freeport) dengan menggunakan bus.
Aksi mogok ini digelar karena manajemen PT Freeport tidak pernah mengindahkan permintaan karyawan yang meminta kenaikan upah. Karyawan juga menuntut perusahaan mengubah sistem tabungan rencana hari tua. Manajemen PT Freeport Indonesia sangat kecewa dengan aksi mogok kerja itu dan menganggap mogok kerja itu tidak sah, karena mereka selalu membuka ruang perundingan.