Sabtu 17 Sep 2011 19:12 WIB

Jimly: Rakyat Belum Menerima Koruptor Dapat Remisi

Jimly Asshiddiqie
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie mengatakan, rakyat Indonesia belum dapat menerima jika koruptor yang menjadi narapidana mendapatkan remisi atau pengurangan masa hukuman. "Karena itu, saya setuju adanya moratorium (penundaan) remisi koruptor," katanya usai halalbihalal dan Dies Natalis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) Sumatera Utara di Medan.

Jimly mengatakan, pemerintah harus menyadari jika rakyat Indonesia sedang marah terhadap pelaku pencurian uang negara tersebut. Karena itu, banyak muncul aspirasi dari rakyat agar remisi untuk para koruptor tersebut dimoratorium.

Namun, jika berkeinginan untuk merealisasikan aspirasi rakyat itu, diperlukan adanya aturan yang menjadi payung hukum bagi petugas. "Jadi, harus ada aturan, bukan sekadar moratorium verbal," katanya.

Ia menjelaskan, aturan tersebut dapat berbentuk peraturan pemerintah (PP), peraturan presiden (Perpres), atau keputusan menteri (Kepmen). Dalam aturan itu dapat dibuat sejumlah ketentuan untuk menyahuti aspirasi rakyat seperti pemberlakuan syarat yang berat bagi koruptor yang mengajukan permohonan remisi.

Dengan adanya aturan tersebut, pejabat Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) baik setingkat menteri mau pun direktur jenderal (Dirjen) memiliki payung hukum untuk menunda remisi bagi koruptor.

Aturan itu dapat memudahkan menteri atau dirjen di lingkungan Kemkumham selanjutnya untuk menjalankan moratorium tersebut. Selain itu, aturan tersebut juga dibutuhkan agar ada landasan yang tidak menyebabkan para koruptor tersebut protes karena tidak mendapatkan remisi.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement