REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selain dua kasus suap di Kemenporan dan Kemenakertrans, masih ada empat isu lainnya yang membuat kepercayaan publik terhadap Kabinet SBY-Boediono anjlok hingga 37,7 persen.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merekomendasikan SBY untuk segera merombak kabinetnya untuk memulihkan kepercayaan publik. "Sisa masa kerja dua tahun nanti akan menentukan bagaimana SBY akan dikenang oleh sejarah," kata peneliti muda LSI, Adjie Alfaraby, usai melansir hasil survei bertajuk "Melorotnya Kepuasan Publik atas Dua Tahun Kabinet SBY-Boediono" di Gedung LSI, Rawamangun, Ahad (18/9).
Sebelumnya, LSI menyatakan bahwa kasus suap yang menyebut keterlibatan Menpora Andi Mallarangeng dan Menakertrans Muhaimin Iskandar menjadi penyebab merosotnya kepercayaan publik. Adjie menyebut, isu korupsi di kedua kementerian tersebut telah memberikan daya rusak paling besar bagi kabinet.
Penyebab kedua, kata Adjie, adalah kebijakan negatif yang dibuat oleh kementerian. Di antaranya tabung gas yang bermasalah oleh Kementerian ESDM, kurang dilindunginya tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan dipancungnya Ruyati di Arab Saudi yang menjadi tanggung jawab Kemenakertrans.
Selain itu, juga pengurangan masa tahanan bagi koruptor oleh Kemenkumham dan minimnya perlindungan bagi kelompok minoritas oleh Kementerian Agama. "Semua isu ini dinilai responden sebagai isu negatif yang heboh di publik dan dianggap sebagai ketidakpatutan menteri terkait," jelas Adjie.
Survei ketiga LSI yang menyangkut kepercayaan publik atas Kabinet Indoensia Bersatu II SBY ini melibatkan 1.200 responden selama periode 5-10 September kemarin.
Isu ketiga adalah 'cacat moral' yang ditunjukkan dengan kabar perselingkuhan yang dilakukan oleh beberapa menteri pilihan SBY. Di antaranya kabar tak sedap yang menimpa Menteri Perhubungan Freddy Numberi dengan seorang wartawan perempuan. Kemudian isu perselingkuhan yang menerpa Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, kali ini dengan sekretaris pribadinya. Terakhir, berita terhangat yang masih menjadi sorotan adalah isu perselingkuhan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Manoarfa.
Isu keempat dan kelima berkaitan dengan tanggung jawab kementerian serta masalah kesehatan yang diidap oleh sang menetri. Menteri Pertanian Suswono diangap bertanggung jawab dengan tingginya harga sembako, sementara Menpera Suharso lalai hingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan rumah tinggal yang layak. Menkes Endang Rahayu dan Mustafa Abubakar menjadi dua menteri yang disorot karena kondisi kesehatannya.
Menurut Adjie, ancaman akan menghantui pemerintahan SBY di masa kerja tersisa, jika perombakan kabinet tidak segera dilakukan. Selain kesulitan mengembalikan kepercayaan publik. Menteri-menteri yang dilihat masyarakat bermasalah akan menjadi beban dan menghambat laju pemerintahan.