REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi III DPR berencana meminta pertanggungjawaban Kapolri Jenderal Timur Pradopo terkait kasus penyerangan siswa SMA 6 Jakarta kepada wartawan, pada Senin (19/9) kemarin.
Anggota Komisi III DPR Taslim Chaniago menilai, terjadinya kekerasan terhadap wartawan merupakan tanda Kapolri belum dapat memberi jaminan rasa keamanan kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Pengeroyokan terhadap wartawan ini, akan kami tanyakan kepada Kapolri pekan depan," ujar Taslim usai seminar di Rumah Perubahan 2.0 di Jakarta, Selasa (20/9).
Diketahui tiga orang wartawan yang tengah meliput aksi demonstrasi damai di depan sekolah SMAN 6, menjadi korban pengroyokan ratusan siswa SMAN 6 Jakarta. Karena dipukuli dan diserang secara mendadak, mereka menderita luka parah dan wajahnya lebam.
Menurut Taslim, kepolisian telah lalai dalam mengamankan aksi demonstrasi damai para wartawan di depan SMAN 6. "Kenapa itu terjadi di sekolah? Ini polisi banyak lemahnya dalam memelihara keamanan," jelas politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Komisi III DPR juga akan meminta klarifikasi ke pihak kepolisian terkait pembiaran terhadap oknum siswa SMAN 6 yang membawa senjata tajam, ketika melakukan penyerangan kepada wartawan.
Seperti diberitakan, belasan wartawan media cetak dan elektronika menjadi korban pemukulan para pelajar SMA Negeri 6 Jakarta Selatan, Senin. Bentrok antara wartawan dengan pelajar terjadi sekitar pukul 15.40 WIB di daerah Bulungan dekat Blok M Plaza.
Akibat bentrokan tersebut beberapa wartawan yang mengalami luka-luka melaporkan ke Polres Jakarta Selatan diantaranya wartawan dari Kompas.Com, Trans 7, Media Indonesia dan Seputar Indonesia. Sementara itu, Yudis dari wartawan Seputar Indonesia saat ini mengalami luka parah dan masih ditangani dokter di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).