Selasa 20 Sep 2011 19:29 WIB

Besok, Polri Jadwalkan Gelar Perkara Kasus Dokumen Palsu MK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyidik Badan Reserse dan Kriminal Polri pada Rabu (21/9) akan melaksanakan gelar perkara kasus dugaan pemalsuan surat putusan Mahkamah Konstitusi (MK). "Untuk kasus MK, besok jam 09.00 WIB, akan dilaksanakan gelar perkara atas permintaan dari pengacaranya Zainal Arifin Hoesein," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Selasa (20/9).

Gelar perkara yang dilaksanakan akan dihadiri pihak Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kemudian dihadiri pihak Satgas Anti Mafia Hukum, ujarnya. "Penyidik akan memaparkan yang dipimpin Karowasdik, kemudian dihadiri jajaran Irwasum, Propam, dan Divkum. Divkum ini diundang karena memang praktek hukum," kata Anton.

Gelar perkara dilaksanakan untuk menjelaskan duduk persoalan kasus dugaan pemalsuan surat putusan MK yang telah ditangani, katanya.

"Hal ini supaya menjelaskan ke masyarakat, khususnya yang terkait kasus tersebut yang ada sangkut pautnya, sehingga mereka semua memahami secara internal," kata Anton.

Kepolisian sebelumnya menyatakan menemukan fotocopy surat putusan MK tahun 2009 atas gagalnya Dewi Yasin Limpo menduduki kursi DPR dari Partai Hanura dengan daerah pemilihan Sulawesi Selatan.

Surat palsu MK bernomor 112/MK.PAN/VIII tertanggal 14 Agustus 2009 dalam sengketa pemilihan legislatif daerah pemilihan (pileg dapil) Sulawesi Selatan (Sulsel) I. Hal ini terkait dengan mantan anggota KPU, Andi Nurpati yang dilaporkan Ketua MK, Mahfud MD atas dugaan pemalsuan dokumen negara tersebut.

Dalam dokumen negara tersebut diduga ada kata-kata yang diubah. Penyidik saat ini sudah menetapkan dua tersangka terkait kasus tersebut yakni juru panggil MK, Masyhuri Hasan dan mantan panitera MK, Zainal Arifin Hoesein yang diduga memalsukan surat putusan MK.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement