Selasa 20 Sep 2011 20:59 WIB

Berpotensi Kembali Terjadi di Musim Hujan, Banjir Lahar Dingin

Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta
Foto: INTERNASIONAL BUSINESS TIMES
Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta mengingatkan masyarakat terhadap potensi banjir lahar dingin yang dapat kembali terjadi pada saat musim hujan.

"Sisa material hasil erupsi Gunung Merapi pada akhir 2010 yang masih mengendap di sejumlah sungai diperkirakan mencapai 100 juta meter kubik," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Selasa (20/9).

Menurut dia, jumlah material hasil erupsi Gunung Merapi yang telah larut dalam banjir lahar dingin pada awal tahun, baru mencapai sekitar 30 persen, sehingga sisa material erupsi yang masih mengendap di sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi tersebut masih jauh lebih banyak.

Ia mengatakan, intensitas hujan sebesar 40 milimeter (mm) per jam sudah mampu melarutkan material hasil erupsi Gunung Merapi dan menjadi banjir lahar dingin.

Material hasil erupsi Gunung Merapi tersebut mengendap secara merata di beberapa sungai yang berada di sisi tenggara, selatan, barat daya, barat, hingga barat laut, meliputi Sungai Woro, Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Trising, dan Apu.

BPPTK telah memasang sejumlah peralatan untuk melakukan pemantauan terhadap aliran air sebagai bentuk peringatan dini apabila terjadi banjir lahar dingin, yaitu 10 sensor hujan di hulu sungai dan 14 sensor "acoustic flow monitor" untuk mendeteksi pergerakan banjir lahar dingin.

"Peralatan ini juga dilengkapi dengan kamera sehingga pergerakan banjir lahar dingin bisa dipantau dengan lebih baik," katanya. Sejak 15 September, status Gunung Merapi sudah diturunkan dari "waspada" menjadi "normal aktif". Meskipun demikian masyarakat tetap diminta berhati-hati apabila melakukan aktivitas di gunung, seperti pendakian.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Tony Agus Wijaya mengatakan, musim penghujan di puncak Gunung Merapi diperkirakan akan terjadi pada pekan pertama Oktober diikuti wilayah yang lebih rendah pada pekan kedua Oktober.

"Sejumlah wilayah tersebut sudah masuk musim hujan. Tetapi, diperkirakan intensitasnya masih rendah," katanya. Secara umum, lanjut dia, musim hujan di DIY akan terjadi pada November pekan kedua dengan intensitas yang masih rendah, dan puncaknya diperkirakan terjadi pada awal 2012.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement