REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI – Chief Executive Officer Al Jazeera Wadah Khanfar secara mengejutkan mengumumkan rencana pengunduran dirinya setelah delapan tahun menjadi pemimpin jaringan televisi asal Uni Emirat tersebut. Rencana itu telah disampaikan Khanfar kepada Ketua Dewan Direksi Al-Jazeera, Syekh Hamad bin Thamer Al Thani, beberapa waktu lalu.
Kepada staf Al Jazeera, Khanfar mengatakan telah memenuhi target menjadikan Al-Jazeera menjadi salah satu media berpengaruh di dunia. Isi pesan lainnya, Khanfar mengatakan catatan memperkenalkan Al-Jazeraa sebagai media independen merupakan kontribusi.
"Media pemerintah itu lazim dan terang-terangan digunakan untuk propaganda dan mis-informasi. Dalam lingkungan seperti itu masyarakat mungkin meragukan Al-Jazeera akan memenuhi janjinya membawa jurnalisme independen," katanya.
Namun, ungkap Khanfar, Al-Jazeera berhasil mengejutkan dan melebihi target yang ditetapkan. "Kami teguh dalam kebijakan editorial kami. Pada kenyataannya, setiap upaya membungkam kami itu membuat dan meningkatkan tekad kita," katanya.
Khanfar mengatakan, Al-Jazeera mendapat kepercayaan dari audiens lantaran secara konsisten berbicara kebenaran dan menyalurkan aspirasi masyarakat untuk martabat dan kebebasan. "Audiens kami dengan cepat melihat Al-Jazeera adalah bagian dari mereka dan dunia, bukan seperti pihak asing yang berusaha untuk memaksakan agenda. Kami dipercaya telah bersikap objektif dan menjadi suara tak bersuara," katanya.
Wadah Khanfar telah membuat kontribusi luar biasa untuk Al Jazeera dan jurnalisme di seluruh dunia. Karier Khanfar diawali sebagai koresponden untuk jaringan di Afrika, Afghanistan dan Irak. Pengalaman itu mengajarinya betapa pentingnya kebebasan pers. Sementara itu, sebagai pengganti Khanfar, Syekh Ahmad bin Muhammad bin Jassim Al Thani telah ditunjuk sebagai Direktur umum yang baru.