REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL - Sebanyak 40.000 penonton yang seluruhnya terdiri atas kaum perempuan dan anak-anak menonton satu pertandingan liga Turki pada Selasa. Ini setelah pihak berwenang di bidang olahraga melakukan gebrakan dengan cara baru berkaitan dengan terjadinya kerusuhan penonton dalam pertandingan klub papan atas Turki, Fenerbahce, di kandangnya.
Sejumlah media massa memberitakan bahwa pertandingan liga tersebut antara Fenerbahce melawan Manisaspor di Stadion Sukru Saracoglu, Istambul, itu berlangsung tanpa terjadinya insiden setelah kaum pria dilarang datang ke stadion untuk menonton.
Federasi Sepak Bola Turki (TFF) menyatakan keputusan itu dikeluarkan untuk melarang para pria menonton langsung pertandingan sepak bola. Hal ini guna mengingatkan para pendukung mengenai keindahan dan nilai-nilai sepak bola.
Fenerbahce terlibat dalam kesulitan setelah para pendukung mereka mengamuk dengan melakukan tindak kekerasan pada suatu pertandingan melawan klub Ukrainia Shakhtar Donetsk. TFF merespon kejadian itu dengan memberikan hukuman denda kepada klub tersebut. TFF dan memaksa Fenerbahce untuk memainkan sejumlah pertandingan mereka secara tertutup tanpa penonton sebelum sampai pada solusi yang lebih tidak biasanya dilakukan seperti pada pertandingan Selasa itu.
"Pertandingan ini akan tertulis dalam sejarah persepakbolaan," komentar seorang wanita wartawan olahraga dari harian Hurriyet, yang menyaksikan pertandingan tersebut di tribun penonton.
Pertandingan tersebut berakhir imbang 1-1. Sehingga, Fenerbahce tetap memimpin klasemen sementara liga Turki.