REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kematian seorang tukang ojek, Darfin Saiman, yang menurut polisi disebabkan kecelakaan, dianggap menjadi sumber kerusuhan yang terjadi di Ambon, Maluku, beberapa wakitu lalu. Saat polisi akan melakukan otopsi ulang terhadap jasad Darfin, pihak keluarga menolaknya.
"Pihak keluarga korban sudah menerima dan tidak mau diotopsi," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/9).
Anton menambahkan tim penyidik yang berjumlah 13 orang dikirim ke Ambon untuk menyelidiki kerusuhan di kota tersebut, termasuk melakukan otopsi ulang terhadap jasad Darfin. Namun ternyata pihak keluarga menolak dan membuat pernyataan menerima semua keputusan polisi.
Saat ditanya, dengan begitu pihak keluarga menyetujui kematian Darfin disebabkan karena kecelakaan, Anton mengatakan pihak keluarga telah menerima semuanya. "Artinya pihak keluarga tidak mau diotopsi lagi, menerima semua," ujarnya.
Saat ini, polisi tengah menghadapi permasalahan lainnya itu terkait pengungsian masyarakat Ambon. Pemda setempat, lanjutnya, telah menjamin untuk memenuhi kebutuhan pangan dari para pengungsi. "Dari polisi akan meningkatkan keamanan di tempat-tempat pengungsian," tegasnya.