REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Paus Benedict XVI mengunjungi parlemen Jerman di gedung sejarah Reichstag pada Kamis (22/9) waktu setempat (hari ini WIB, red). Ia mengingatkan para politisi untuk tidak mengorbankan etik untuk kekuasaan dan menjadikan rezim NAZI sebagai pelajaran berharga.
Di luar gedung parlemen beberapa anggota parlemen melakukan aksi protes dan boikot. Mereka membentang spanduk dan poster berisi kata-kata penolakan bagi Paus.
Paus Benedict sendiri memulai kunjungannya ke Jerman untuk membendung gejolak masyarakat yang mulai beramai-ramai meninggalkan gereja Katolik. Ia berbicara selama 20 menit di sana. Ia mengingatkan masyarakat Jerman untuk tidak meninggalkan agama.
Sekitar 100 anggota parlemen dari partai oposisi memboikot kedatangan Paus. Mereka datang dengan slogan untuk Paus "Tidak Diinginkan".
Seorang mahasiswi berkata gereja telah membuat terlalu banyak kesalahan pada abad terakhir. Robert Lammert, juru bicara kelompok pendemo, mengatakan selama berabad-abad Jerman mengalami perang agama. "Dan agama juga mempengaruhi parlemen hingga hari ini," ujarnya.
Selama empat hari ke depan Paus akan mengadakan pertemuan dengan pemimpin komunitas agama Yahudi dan Islam di Jerman serta mengadakan tiga misa di jemaat gereja Luther. Tercatat lebih dari 250 ribu orang yang akan mengikuti misa tersebut di Stadion Olimpia Berlin.
Sehari sebelum kedatangan paus, ratusan orang juga turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi menentang kedatangan putra Jerman yang pertama kali menduduki tahta kepausan sejak 500 tahun terakhir ini. Mereka menolak kedatangan Paus yang dituding 'diam' atas aksi pelecehan seksual di gereja Jerman selama puluhan tahun.