Senin 26 Sep 2011 14:40 WIB

Alqaidah Dituding Halangi Bantuan Kemanusian Somalia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Warga somalia dilanda bencana kelaparan hebat di tengah meningkatnya ketegangan antara pasukan pemerintah dengan milisi.
Foto: AP
Warga somalia dilanda bencana kelaparan hebat di tengah meningkatnya ketegangan antara pasukan pemerintah dengan milisi.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Sejak Sabtu (24/9) lalu, Bank Dunia telah menghimpun dana untuk membantu bencana kekeringan di Afrika mencapai 1,88 miliar Dollar AS. Dana tersebut terkumpul tiga kali lipat dari jumlah yang diperkirakan Bank Dunia sebelumnya yaitu 500 juta Dollar AS.

Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, mengatakan dana yang terkumpul disalurkan untuk membantu krisis pangan 13 juta penduduk Benua Afrika. Diantaranya negara Somalia, Kenya, Ethipia, Eritrea, Djiboti, dan Uganda.

“Negara-negara tersebut setidaknya membutuhkan pendanaan minimal satu miliar Dollar AS,” kata Zoellick seperti dikutip dari Reuters.

Somalia adalah pusat krisis pangan dan kelaparan dunia saat ini. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, mengatakan sekitar 750 ribu orang terlanda kelaparan di Somalia. Apalagi jaringan kelompok pemberontak Alqaidah, lanjutnya, menguasai sebagian besar wilayah selatan Somalia.

“Mereka tak akan mengizinkan pengiriman makanan,” katanya seperti dikutip dari Reuters (25/9).

Lembaga internasional PBB memerkirakan sekitar 2,4 miliar Dollar AS dibutuhkan untuk bantuan kekeringan dan sifatnya mendesak. Sebagian besar dana itu untuk jangka panjang membantu ketahanan pangan terhadap kekeringan.

Zoellick menambahkan bahwa dana tersebut akan disalurkan dalam tiga tahap hingga 30 Juni 2012. Perdana Menteri Kenya, Raila Odings, menjadi pimpinan negara pertama yang menghadiri pertemuan tahunan di PBB untuk menandatangani sebuah nota kerjasama lembaga bantuan yang bertugas mengentaskan kelaparan di dunia.

Kerjasama itu mencakup kerjasama antisipasi dini kelaparan, dukungan untuk meningkatkan produksi pangan lokal, serta cadangan darurat pangan. Berikutnya dana untuk membangun jaring pengaman sosial dalam diplomasi dalam negeri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement