REPUBLIKA.CO.ID, Serangan bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo, Ahad (25/9/2011) tak luput dari pemberitaan media Asing. Beberapa media online berbahasa Inggris seperti Wall Street Journal, MSNBC, The Nation, media lokal AS, Christianpost.com memuat peristiwa tersebut dalam laman mereka.
Pemberitaan di laman MSNBC menyebut Indonesia adalah bangsa sekular yang memiliki sejarah panjang dalam toleransi beragaman. Namun, masih menurut msnbc, faksi ekstrimis kecil kian menjadi vokal, rusuh dan tak segan menggunakan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara Wall Street lebih menyoroti tentang ketegangan antara umat beragama dan intoleransi yang kian meningkat di Indonesia. Tak ketinggalan di lamannya wsj.com, media itu juga menyinggung kembali aksi brutal massa yang menghakimi jamaah Ahmadiyah di Banten.
WSJ juga menuliskan hasil riset International Crisis Group (ICG, LSM yang fokus pada analisa dan resolusi konflik. LSM itu menemukan bukti ada ketegangan meningkat antara para Muslim garis keras dan kelompok minoritas agama lain.
"Pemerintah Indonesia perlu strategi untuk mengatasi intoleransi keagamaan yang kian meningkat. Tanpa itu, maka aturan penghakiman massalah yang berlaku," ujar laporan ICG seperti dilansir WSJ.
Sedangkan Christianpost, selain memuat kronologis peristiwa juga melansir data sejumlah serangan terhadap gereja-gereja di Indonesia dan bentrok antara Muslim dan Kristen. Laman itu, mengutip sumbr dari BBC, menyebut konflik antara Kristen dan Muslim antara 1999 hingga 2002 telah membuat sekitar 5.000 orang meninggal dan setengah juta orang mengungsi.
Berita tersebut pun menuai komentar para pembaca. Sebagian besar komentar cenderung mempertanyakan dan meragukan Islam sebagai agama damai.